Sharing

School From Home Ala Sekolah Alam Indonesia

By on January 30, 2021

Pagi itu, seperti biasa Kakak Syifana sedang duduk manis di depan laptop untuk segera memulai kelas hari itu. Masih dengan kondisi “muka bantal” dia menyeruput segelas air putih yang disediakan Bunda di samping laptop sambil mengunyah roti isi keju kesukaannya.

Kelas pun terdengar dimulai. Ibu Fasil (fasilitator, sebutan untuk para guru di Sekolah Alam Indonesia) terdengar membuka kelas dan kemudian beliau langsung melanjutkan dengan membaca almatsurat bersama.

Selesai membaca almatsurat Bu Fasil menyapa satu persatu anak-anak yang hadir di kelas daring pagi itu. Ada yang ditanya apakah sudah mandi? Apakah tadi Shalat Subuh? Subuhnya jam berapa? Sarapan apa dan pertanyaan lainnya.

Tiba giliran Kakak Syifana yang disapa oleh Bu Fasil.

“Kalau Syifana tadi Shalat Subuh jam berapa nak?”

Deg! saya mendadak merasa dagdigdug. Apa ya kira-kira jawaban Kakak Syifana mengingat huru-hara yang terjadi pagi ini.

Continue Reading

Review

Review Film Bumi Manusia (2019)

By on August 17, 2019

“Kita kalah ma, kita kalah…”

“Tidak sinyo, kita sudah melawan dengan sekuat-kuatnya dan dengan sehormat– hormatnya!”

Kemarin lusa (15 Agustus 2019), Film Bumi manusia resmi tayang di bioskop. Sontak saya langsung mewajibkan diri saya untuk menyaksikan film ini. Bukan tanpa alasan film ini menjadi film yang harus ditonton (buat saya), setidaknya ada 2 alasan besar, yaitu nama besar sang penulis buku (Alm. Pramoedya Ananta Toer) dengan segala kontroversinya serta sosok Hanung sebagai sutradara yang biasanya mengerjakan suatu film dengan sungguh-sungguh, pun merupakan sosok yang kerap kali kontroversial.

Alasan lain yang membuat saya ingin menonton film ini adalah penasaran bagaimana Iqbaal Ramadhan yang sangat melekat dengan sosok Dilan mampu bermain dalam peran yang lebih serius, serta satu lagi, film ini berdurasi 3 jam lebih 1 menit. Wow!

Saya bukanlah pecinta buku karya Alm. Pramoedya Ananta Toer, namun yang saya tahu pasti beliau adalah salah satu tokoh besar dalam dunia sastra Indonesia. Beliau bahkan harus mendekam di dalam tahanan dalam membela dan mempertahankan apa yang beliau yakini. Menyaksikan Film Bumi Manusia saya dalam posisi sebagai orang yang tidak mengetahui tentang novelnya sama sekali. An sich murni sebagai penikmat film.

Continue Reading

Sharing

Mengejar Sekolah Alam Indonesia Cipedak

By on April 2, 2019

Bermula pada Februari 2017 lalu, ketika Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cipedak menggelar acara open house. Saat itu kami, saya dan istri, sedang galau-galaunya mencari sekolah untuk anak kami yang pertama, Syifana, yang telah menginjak usia 4 tahun. SAI Cipedak ini menjadi salah satu sekolah yang kami lirik. Kebetulan acara ini digelar weekend, saya pun berencana untuk datang ke sana.

Di Hari-H kami pun langsung menuju ke TKP.

Kami yang bertempat tinggal di Kalibata berjarak sekitar 13-15 km ke SAI membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk menuju ke SAI Cipedak. Dengan bantuan Google Maps alhamdulillah kami dengan mudah menemukan lokasinya.

Dari jalan utama, Jalan Kahfi 1, ternyata kami harus masuk ke jalan yang lebih kecil, yakni Jalan Pembangunan. Sudah banyak mobil terparkir di sisi-sisi jalan ini. Petugas parkir tampak sibuk mengatur mobil yang satu-persatu terus berdatangan untuk mendapatkan area parkir masing-masing. Akhirnya kami pun berhasil mendapat tempat parkir kendati di luar lokasi sekolah. Kami masih harus berjalan kaki sekitar 200 meter untuk masuk ke area sekolah.

Cuaca pagi itu cerah. Berjalan kaki ke area sekolah cukup kami nikmati. Kami sempat melewati pintu gerbang hutan kota, hutan yang dilindungi milik Pemprov DKI. Wow ternyata SAI Cipedak ini bertetangga dengan hutan kota. Jaminan bagi penghuni sekolah untuk dapat menghirup udara yang bersih dan segar.

Kakak Syifana dan dedek Falisha nampak sangat menikmati acara jalan kaki bersama ini, demikian juga dengan bundanya. Semakin dekat dengan gerbang sekolah, namun masih belum nampak gedung sekolah yang berdiri megah. Seperti apakah sekolah alam itu? Rasa penasaran pun makin menjadi.

Continue Reading