Membaca, siapa yang akan menyangkal segudang manfaatnya bagi kita yang melakukannya. Apalagi buat yang suka menulis, aktifitas membaca selayaknya mengisi bensin sebagai sumber bahan bakar tulisan-tulisan yang akan dibuat (scenic) .
Buat seorang yang statusnya masih kuli (orang suruhan) seperti saya ini, biasanya waktu banyak terbuang selama di perjalanan, apalagi Jakarta yang menjadikan macet sebagai trademarknya. Untungnya jarak dari kantor ke rumah saya relatif dekat, jadi saya nggak terlalu banyak buang waktu di perjalanan yang biasa saya tempuh dengan bersepeda ini.
Lantas apa hubungannya antara membaca dan membuang waktu di perjalanan? (thinking)
Pasti teman-teman sudah dapat menduga kan? Pasti saya akan menulis dan mengupas betapa berharganya waktu selama dalam perjalanan. Dan alangkah baiknya jika waktu dalam perjalanan tersebut dimanfaatkan dengan aktifitas membaca, ya kan? Hmmm sebenarnya sih iya… tapi sayangnya bukan itu… (lonely)
Di sini justru saya mau curhat, bahwa betapa saya sangat iri kepada orang-orang yang dapat membaca selama dalam perjalanan mereka. Inilah yang sudah berulang kali saya coba namun sayangnya selalu gagal.
Pernah suatu kali saya mau ke luar kota untuk urusan kantor. Sebagai bekal dalam perjalanan selain cemilan dan headset, saya juga menyiapkan surat kabar, majalah, serta novel yang tengah saya baca di rumah, mengingat selepas dari bandara perjalanan masih beberapa jam lagi menuju ke lokasi.
Niat tinggallah niat. Baru perjalanan menuju bandara saja aktifitas membaca yang saya lakukan telah sukses membuat saya pening. Nggak hanya pening bahkan ada sedikit rasa mual juga. Oalah! (doh)
Nah, dari situ saya sadar bahwa saya memang nggak pernah bisa membaca dalam perjalanan. Entah itu dengan bus, kereta, atau pun pesawat, semuanya memberikan efek yang sama.
Karenanya saya sangat membatasi diri untuk tidak melakukan aktifitas membaca selama dalam perjalanan. Eini bener lho, bukan alasan karena saya malas membaca hehehe (ninja) .
Terus terang saya merasa sangat rugi jika sedang perjalanan jauh. Yah karenanya buat teman-teman yang nggak ada masalah seperti saya ini hendaknya bersyukur selalu, antara lain dengan senantiasa memanfaatkan waktu luang kita selama perjalanan dengan aktifitas membaca.
Adakah teman-teman yang memiliki masalah yang sama dengan saya?
Sumber Foto:
Mas Iman, saya sih kadang membaca di tram kalo mau ke kampus. Tapi itu juga nggak bisa larut lama karena jarak kampus – rumah cuman 15 menit hehehehe. Selebih nya saya suka membaca di perpus kampus karena suasananya yang cozy banget π
π
Jadi Cipu nggak pernah coba membaca dalam perjalanan jauh ya? Coba deh, siapa tau kita punya masalah yang sama #lho? (okok)
saya juga paling gak bisa baca kalo di perjalanan. mending dibawa enjoy aja sih bro, melihat-lihat pemandangan di luar misalnya.
btw kucingnya lutjuuuuuuuuuu (blush)
Wah ternyata kita sama ya om (cozy)
Palingan memang jalan keluarnya ya begitu, kalau nggak ngobrol ya lihat2 pemandangan di jalan π
Aku juga nggak bisa baca di jalannnn..hikkss, hikss (tears). Padahal hampir tiap hari gue ngabisin 2-3 jam di jalan PP rumah kantor yg lumayan jauh (kedoya-mampang) atau kalau harus tugas luar, di mobil/kereta 8-12 jam jam ke semarang/surabaya..atau habis 14 jam di pesawat..rasanya waktunya banyak banget yg kebuang. Cuma bisa dengerin musik, tidur atau liat2 pemandangan *apa yg bisa dilihat di pesawat*. Padahal klo bisa baca di kendaraan tuh banyak kerjaan yg bisa diberesin.
Tapi perlu disyukuri juga, kita punya waktu istirahat berlimpah heheheh…
Ane suka banget nih kalimat yang ini
“Tapi perlu disyukuri juga, kita punya waktu istirahat berlimpah heheheh⦔
setuju banget (lmao)
Saya juga kadang merasakan pusing sampai agak mual, tapi tidak selalu lho. Sepertinya tergantung kondisi fisik kita, Mas. Atau mungkin karena Mas pakai kacamata, efek dari perpendaran cahaya, weleh-weleh (sok menebak atau sok tau ni … π ). Bagaimana kalau bukan membaca media cetak (misal buku) tapi SMS atau page di HP/Laptop, apa juga pusing?
Sama juga bro. Pernah sama ym an sepanjang perjalanan. Nggak sadar tiba-tiba kepala sangat berat dan perut serasa diaduk-aduk, alias mual (doh)
Jadi apa pun media bacanya ternyata menimbulkan efek yang sama (nottalking)
Assalamualaikum..
iqraa’ π
memang susah mas kalo kita mau baca dalam perjalanan..
selain kondisi guncangan yang buat kita jadi susah baca [tulisannya bergetar] dan kondisi badan yang udah ogah ogahan buat baca.
kalo menurut saya baca saat perjalanan itu kurang bagus, karena mata kita dipaksa fokus pada tulisan yang gerak gerak..
kecuali kalo kita pake kendaraan luxury yang stabil dan minim guncangan..
beda halnya kalo kita baca status facebook, twitter maupun plurk, mau guncangan seperti apa pun masih aja kita nyaman bacanya.. –> ironic (nottalking)
tapi ceritanya bisa lain kalo maksud kita membaca itu bukan ngabisin waktu ketimbang bosan tapi untuk urusan kantor atau [kalo saya] sedang ujian..
mau kondisi macam apapun misal sedang ujian ya musti bisa baca dimanapun saya mau..
kalo menurut saya begitu mas..
[kawan dari xlnetreally]
Mungkin benar bro demikian. Makanya sekarang saya mencoba meminimalisir membaca dalam perjalanan (goodluck)
Kalo sewaktu di perjalanan jauh, saya lebih memilih merenung.. Inspirasi banyak hadir di momen-momen ini. Lagipula otak kita sedang bergelut dengan adaptasi tubuh terhadap laju kendaraan, jadi bisa dipastikan biasanya tidak nyaman untuk dipergunakan membaca, IMHO.
Kalau pun sedang ingin membaca, biasanya saya lakukan di perjalanan-perjalanan dekat seperti pulang-pergi ke tempat kerja atau di dalam busway. Saat-saat ini sangat sayang kalau tidak dilewatkan untuk membaca 5-6 halaman dari buku yang dibeli.
Wah om Dodi, bahasanya serius sekali (tongue)
Itulah om, bahkan membaca 1-2 halaman aja sudah mulai pusing. Jadi jarak pendek sekali pun sepertinya saya nggak bisa lakukan sambil membaca π
wih hebat bisa baca sampe 5-6 halaman buku. ga mabok emangnya ya? kl perjalanan jarak jauh pernah dicoba juga?
oalah, sama toh…
saya juga ga bisa baca buku, majalah, koran, laptop di perjalanan…
Baru bentaran udah mual T_T
tp kl di KRL dalam perjalanan pulang, bisa tuh baca2 artikel, cerpen, berita dari hape, heheheh….
Duh masih bisa baca dari hp mah mending, kalau saya tetep aja pusing (haha)
Saya juga ngga bisa membaca dalam perjalanan pertama karena alasan pening itu dan kedua karena ngga mungkin baca dengan dua balita yang ribut berlarian sepanjang perjalanan (padahal di mobil) π
Hwaaaa… kok bisa lari2an di dalam mobil (woot) Pasti masih imut2 banget ya (tongue)
melihat-lihat pemandangan dijalan juga mengasyikan kawan.Saya sering menyimpan bacaan di hp,terus saya baca waktu perjalanan π
Ya memang jadinya menikmati pemandangan atau sambil ngobrol adalah pilihan terbaik yang bisa ane ambil π
mas iman menurut saya klo membaca dalam perjalanan kurang bagus…
keknya bakal pusing dan merusak mata… sehingga dampak nya akan mual… he he..
bagusnya kan liat2 pemandangan diluar.. mengamati yg diluar…
ato dzikir… lbh bagus…
betul ndak mas..?!! π (applause)
Dzikir… subhanallah. Benar banget ini sering sekali kita lupakan ya. Syukron bro (worship)
sejauh ini ga bermasalah, malah harus ditemani mereka (buku-buku tercinta)..
klo diem aja bisa bt setengah mati ahahaha.. *lebay*
Sama lah gw juga ga bisa baca apa2 kalo lagi di dalam kendaraan, mual terus bawaannya…
kalo lagi di tempat yg ga goyang2 (apaan sih goyang2? hehehe), baru deh enjoy aja baca2.
Gw anti novel, soalnya suka pusing liat buku tebel isinya text smua, soalnya otak gw prefer ke yang banyak gambar.
Pilihan gw adalah baca majalah, terutama sih majalah gadget hehehe.
makanya kalo lagi di kendaraan, gw prefer myownworld mode ON deh alias pasang earphone, nyalain iPod, relax deh.