Komunitas

Dauroh I Milis KCB : Pencerahan dalam Balutan Ukhuwah

August 18, 2009

Perhelatan akbar pertama komunitas pecinta dan pengapresiasi seni, sastra, dan sinema Islam yang tergabung dalam Milis KCB (Ketika Cinta Bertasbih) ini memang hanya dipersiapkan hanya dalam kurun waktu 2 minggu. Namun Alhamdulillah berlangsung dengan baik dan lancar. Setidaknya indikator utamanya adalah kehadiran hampir seluruh pembicara yang telah diundang.

Kehadiran Kang Umam (Chaerul Umam), El manik, Kang Abik (Habiburrahman Elshirazy), Ustadz Abu Ridho, serta Taufik Ismail menjadi pengobat segala kelelahan dan kepusingan panitia yang berjibaku dengan segala persiapan teknis untuk kgiatan ini. Belum lagi pemateri lainnya yang hadir seperti Mas Prayogi (cameraman Film KCB), Mas Bambang (materi Ghozwul Fikri), Ustadz Ridwan (materi Syahadat dan Islam), dan Ustadz ferry Nur (Qiyamul lail dan Muhasabah) menambah hikmah luar biasa pada kegiatan yang hanya berdurasi 2 hari satu malam ini.

Tak hanya materi spektakuler yang diperoleh para peserta dauroh ini, kegembiraan pun kian lengkap dengan kehadiran para pemeran Film Ketika cinta Bertasbih yang mengikuti kegiatan ini juga sebagai peserta seperti yang lainnya. Empat bintang yang hadir ini adalah Cholidi Asadil Alam (pemeran Azzam), Oki Setiana Dewi (pemeran Anna Althafunnisa), Andy Arsil (pemeran Furqon), dan Meyda Safira (pemeran Ayatul Husna).

Dauroh pertama ini bertempat di Bojongsari – Sawangan Depok pada sabtu – ahad kemarin (15-16 Agustus 2009). Registrasi peserta dimulai sejak pukul 10.00 pagi. Acara baru resmi dibuka pada pukul 13.00 dengan pembacaan Alquran. Materi pertama dan kedua berjudul Urgensi Syahadat dan Pengenalan Islam disampaikan dengan sangat menarik dan mudah dicerna oleh ustadz Ridwan. Dua materi ini mengantarkan seluruh peserta hingga pukul 17.00.

Setelah seluruh peserta cukup beristirahat maka acara workshop kembali dimulai pada pukul 19.30 dengan materi tentang Sinematografi oleh Mas Prayogi. Materi ini memperkenalkan bagaimana sebuah gambar tercipta dan tampil dalam sebuah film, sebuah pengetahuan yang sama sekali baru tapi tentu saja menarik. Materi bersambung ke Penyutradaraan dan Profesionalisme dalam Bekerja. Materi ini disampaikan oleh kolaborasi antara Kang Umam dan Elmanik. Siapa yang meragukan keduanya adalah pakar di bidang masing-masing. Materi ini disampaikan dengan begitu lugas dan menarik, memang apa yang disampaikan dari hati tentu akan masuk ke dalam hati yang menerimanya … Subhanallah.

Setelah 3 pakar berbicara tak tanggung-tanggung malam itu para peserta diserbu lagi dengan kehadiran Kang Abik yang khusus hadir dari Semarang. Tema Menjadi Seniman dan Budayawan Islami sangat menarik disampaikan dengan gaya khas Kang Abik. Sudah dapat ditebak keseluruhan materi di atas tentu saja disambut dengan amat sangat antusias oleh kami, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang terlontar pada sesi tanya jawab. Hampir tengah malam baru materi hari I ini berakhir. Peserta pun dapat beristirahat.

Tepat pukul 03.00 kami semua bangun untuk mengikuti qiyamul lail yang diimami secara khidmat oleh Ustadz ferry Nur dan dilanjutkan dengan Muhasabah (perhitungan diri) yang begitu mengharukan hingga Subuh manjelang.

Materi kembali digelar pada pukul 09.00 dengan tema Ghazwul Fikri (perang pemikiran). materi ini menyadarkan kembali kepada umat Islam akan perlunya kembali kepada nilai-nilai Islam sebagai satu-satunya filter atas serbuan serangan pemikiran dari luar yang mencoba menghancurkan aqidah umat Islam.

Pemutaran film menjadi kegiatan kami selanjutnya. Hingga waktu Dzuhur kami menyaksikan sebuah film yang akan kami coba berikan apresiasi dan penilaian atas film tersebut. Setelah dzuhur berjamaah dilanjutkan dengan sesi Pembahasan film tersebut dari sudut pandang seorang penyair dan dari pihak legislatif. Hadir sebagai pembicara adalah ustadz Abu Ridho dan Pak taufik Ismail. lagi-lagi materi ini disambut menggebu-gebu dengan banyaknya pertanyaan yang terlontar dari peserta.

Tak hanya materi yang menarik dengan pembicara berbobot saja yang dihadirkan acara ini. Selama acara berlangsung juga digelar aneka perlombaan bagi peserta dengan hadiah yang menarik, sebut saja adanya lomba penulisan puisi yang dinilai langsung oleh Zak Sorga serta apresiasi/penilaian terhadap film perempuan berkalung Sorban yang dinilai oleh kang Umam langsung. Luar biasa bukan?

Ketika ukhuwah telah membasahi hati-hati kami semua, maka seakan tak ada lagi jarak antar satu dengan yang lainnya. Semangat belajar dan saling berbagi begitu kentara menjadi atmosfer selama acar berlangsung. Semua membaur tanpa ada yang lebih meninggikan diri atau merendahkan yang lainnya.

Kami semua pulang dengan hati dibanjiri hangatnya ukhuwah serta api semangat yang berkobar bahwa kita masih harus terus berjuang. Seni, sastra, dan sinema Islam masih jauh dari mencukupi. Invasi serangan dari luar begitu luar biasa membabi buta. Dibutuhkan kesadaran ummat mengenai hal ini. Ini tugas kita … ini tugas semua …

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
  1. Alhamdulillah acara seru sekali. Pastinya senang bisa ketemu orang-orang besar seperti Taufik Ismail, kang Chaerul Umam, kang Abik.

    Pengalaman yang nggak akan pernah terlupakan deh Tika ๐Ÿ™‚

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.