Review

Review Novel BUMI CINTA Karya Habiburrahman El Shirazy

By on March 9, 2010

Dan novel yang ditunggu-tunggu para penggemar karya Habiburrahman El Shirazy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kang Abik ini pun terbit juga. Novel yang bertajuk Bumi Cinta ini masih merupakan novel dengan kisah romansa relijius yang tetap mengusung predikat sebagai novel pembangun jiwa, sebagaimana novel-novel Kang Abik sebelumnya yaitu Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih (KCB). Bahkan baik Ayat-Ayat Cinta dan KCB keduanya telah dilayarlebarkan. Namun tidak seperti novel sebelumnya yang bersetting di Mesir, kali ini Kang Abik mencoba mengeksplorasi keindahan bumi Rusia, khususnya kota Moskow.

CERITA

Dan tersebutkah seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa pasca sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian dari Dosen pembimbingnya yaitu mengenai Kehidupan Umat Islam di Rusia pada masa pemerintahan Stallin.

Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman lamanya David. David inilah yang mencarikan apartemen tempat tinggal untuk Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget yang dimiliki Ayyas dan lokasi apartemen yang strategis ternyata David hanya bisa mendapatkan sebuah apartemen yang berbagi dengan orang lain. Parahnya teman seapartemennya itu adalah dua orang wanita Rusia yang jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari sini.

Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah 2 wanita yang menjadi teman seapartemen Ayyas. Apartemen yang memiliki 3 kamar ini mengharuskan Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang keluarga. Sungguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim.

Godaan bagi Ayyas tidak hanya sampai di situ, dosen pembimbing yang dirujuk oleh dosennya di Delhi tidak bisa melakukan bimbingan ke Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan tugas bimbingan ini kepada asistennya. Dan ternyata sang asisten adalah seorang gadis muda jelita bernama Anastasia, seorang penganut kristen ortodoks yang sangat taat.

Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati yang lebih di hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas, yaitu menyiapkan rekayasa fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas sebagai pelakunya.

Tiga wanita inilah yang mendominasi jalannya kisah dalam Bumi Cinta. Tidak ada konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita temui pada sosok Fahri yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon yang sempat terkena virus HIV. Di sini tokoh Ayyas hanya “nyaris” dipenjara karena difitnah melakukan pengeboman di Hotel Metropole oleh Linor.

Kisah ini juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di Sabra dan Sathila. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang dijumpainya.

KEKURANGAN

Lagi-lagi Kang Abik menampilkan tokoh yang terlalu sempurna di sini. Muhammad Ayyas memang dikisahkan tidak tampan dan juga tidak jelek, namun ia sangatlah cerdas, saleh, tawadhu, memiliki kepekaan sosial yang luar biasa, sangat romantis dan sifat-sifat baik lainnya. Bahkan berkali-kali Ayyas digambarkan menangis akan hal-hal yang ia anggap merupakan dosa atau mendekati dosa.

Banyak terdapat dialog-dialog yang sangat panjang yang jika kita bayangkan dalam dunia nyata ini akan sangat tidak realistis. Kang Abik dalam hal ini kurang halus dalam menyusupkan nilai-nilai dakwah. Tidak seperti dalam Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, dialog-dialog bermuatan dakwah dalam novel ini ada kesan menggurui dan terlalu berpanjang-panjang.

Plot cerita terasa sangat datar. Ketika peristiwa pengeboman terjadi saya berharap ini menjadi klimaks cerita tentang kedzaliman yang harus dihadapi Ayyas, namun sayang ini sekali ini tidak kita jumpai. Tokoh Ayyas di sini tidak menghadapi konflik yang berarti alias bahagia-bahagia saja sepanjang cerita.

Mengapa yang terpikat kepada Ayyas seluruhnya merupakan wanita-wanita cantik? walau pun dengan ragam latar belakang yang berbeda tetap ini merupakan gangguan buat saya pribadi ketika membacanya.

KELEBIHAN

Sebagaimana novel sebelumnya, Bumi Cinta sarat degan muatan dakwah. Kisah romansa berbalut nilai dakwah ini disajikan dengan apik dan asyik untuk dinikmati. kang Abik juga menyelipkan kisah Sabra dan Sathila yang merupakan kisah pembantaian Zionis atas muslim Palestina.

Kang Abik menggambarkan kota Moskow dengan amat sangat detail, dari lokasi-lokasi strategis, gedung-gedung bersejarah, makanan khas Rusia, metro yang merupakan kebanggaan masyarakat Moskow, gaya hidup masyarakat di sana serta hal lainnya. Semua digambarkan dengan sangat jelas dan detail. Kutipan-kutipan bahasa Rusia juga benar-benar mampu menghanyutkan pembaca seakan benar-benar berada di negeri Rusia.

Akhir kisah yang menggantung, yaitu ketika Linor ditembak oleh agen Mossad setelah ia berhijrah ke Islam. Hingga halaman terakhir tidak diketahui apakah Linor ini akan mati atau selamat. Terus terang ini sangat membuat penasaran.

KEINDAHAN KOTA MOSKOW

Inilah beberapa foto beberapa lokasi yang menjadi latar belakang novel Bumi Cinta ini. Kita bisa membayangkan betapa indah dan cantiknya kota Moskow itu 🙂

Sheremetyevo Airport, bumi Rusia yang pertama dijejak Ayyas

Apartemen Kwartina, tempat tinggal Ayyas bersama Yelena dan Linor

MGU, Universitas kebanggaan masyarakat Moskow

KBRI di Moskow

Stasiun Metro Smoleskaya, lihat kemegahannya

Stasiun Metro Kievskaya, sebuah keanggunan yang berkelas

Stasiun Metro Komsomolskaya, ini stasiun atau istana ya?

Blue Mosque, satu dari 5 buah masjid di Moskow

Gereja St. Basil di Red Square (lapangan merah)

Hotel Metropole yang menjadi sasaran pemboman dalam novel ini

KESIMPULAN

Bumi Cinta sebagaimana novel Kang Abik sebelumnya memang menawarkan sebuah kisah romansa yang sangat indah dengan tetap dibalut nilai-nilai Islami. Novel ini mampu membangunkan jiwa-jiwa terlelap akan kelalaian mensyukuri nikmat Tuhan. Sangat layak dibaca dan dikoleksi 🙂

Bumi Cinta
Habiburrahman El Shirazy
Penerbit BASMALA
546 halaman
Harga : Rp. 50.000,00

Continue Reading

Review

The Lost Symbol (spoiler) … Tour Keliling Kota Washington?

By on March 1, 2010

Siapa yang tak kenal Dan Brown. Nama ini sepertinya menjadi jaminan mutu dan kualitas atas karya-karya novel yang dihasilkannya. Lihat saja The Da Vinci Code (2003), Angels and Demons (2000), Deception Point (2001), dan Digital Fortress (1997). Semuanya terbukti laris manis di pasaran seluruh dunia.

Novel teranyar milik Dan Brown adalah The Lost Symbol (2009). Pada pemunculan perdananya buku ini diterbitkan sebanyak 6.5 juta cetakan di Inggris dan Amerika.

Seperti pada The Da Vinci Code dan Angels and Demos, di sini kembali ditampilkan Robert Langdon seorang simbolog asal Universitas Harvard sebagai tokoh utama. Dan novel setebal 705 halaman dalam edisi bahasa Indonesia ini juga berdurasi 24 jam sebagaimana kita temui pada Angels and Demons.

CERITA

Mendapat undangan dari seorang sahabat lama bernama Peter Solomon melalui ajudannya, Langdon datang ke Washington untuk mengisi ceramah di depan sebuah acara Smithsonian. Namun bukan sebuah seminar megah di Gedung Capitol yang ia temukan melainkan sebuah undangan kuno yang disimbolkan dengan potongan lengan dengan 5 simbol berbeda ditatokan di tiap jari tangan tersebut. Yang mengerikan adalah ketika Langdon mengenali bahwa tangan misteri itu adalah tangan milik sahabatnya, Peter Solomon!!!

Capitol Buliding

Undangan mengerikan ini ternyata adalah ancaman bagi Langdon untuk dapat menunjukkan lokasi Misteri kuno, sebuah rahasia tertinggi kaum Mason (Freemasonry) sebelum tengah malam. Dan petualangan pun dimulai …

Karakter-karakter yang muncul dalam Novel ini yaitu pertama adalah tokoh Sato, direktur CIA keturunan Asia yang sangat briliant namun dingin dan kaku. Dia langsung muncul dengan penegasan keterlibatannya mengikuti kasus ini demi keamanan nasional yang tengah terancam.

Kedua, Catherine Solomon, adik Peter Solomon, yang tengah meneliti tentang Ilmu Neotic. Sebuah ilmu mengenai pembuktian ilmiah atas segala keyakinan dan kepercayaan manusia. Semisal penimbangan massa ruh, pikiran manusia yang dapat diukur kuantitasnya dan lain-lain.

Ketiga, Peter Solomon, adalah lebih dari sekedar sahabat bagi Langdon. Ia seorang aktifis Mason yang bahkan telah menduduki strata teratas dalam organisasi tersebut. Peter sebelumnya pernah menitipkan sebuah benda tak ternilai milik kelompok Mason kepada Langdon, yang akhirnya diketahui sebagai puncak piramida Mason. Sebuah kepingan yang diyakini mampu mengungkap keberadaan dan lokasi Misteri kuno. Misteri kuno bagi kelompok Mason adalah sesuatu yang maha tinggi dan diyakini akan mampu mengubah dunia ke arah yang lebih baik, sebuah sumber pencerahan.

Satu lagi tokoh maha penting dalam novel ini adalah Mal’akh. Seorang tokoh antagonis sempurna, bahkan terlalu sempurna menurut saya, karena sejak awal dialah yang merancang semua kemelut dalam novel ini secara detail dan nyaris tanpa cacat. Seorang pemuda bertubuh sempurna dengan kecerdasan yang luar biasa dan telah memutuskan diri untuk mengabdikan jiwa dan tubuhnya bagi dunia kegelapan.

Cerita mengalir dengan deras dan seru. Petunjuk awal berupa tangan misteri kemudian berlanjut dengan petunjuk-petunjuk berikutnya. Di sini sekali lagi keahlian Langdon sebagai seorang simbolog handal teruji dengan sukses.

Perjalanan memecahkan misteri diawali dengan menelusuri ruang bawah tanah gedung Capitol. Di sana mereka menemukan piramida batu yang kehilangan potongan puncaknya. Langdon pun baru menyadari bahwa benda yang pernah dititipkan oleh Peter selama ini adalah batu puncak milik piramida tersebut. Langdon berhasil melarikan diri dari direktur CIA berkat bantuan seorang arsitek Capitol.

Ruang bawah tanah Capitol Building

Petualangan berlanjut ke dalama gedung perpustakaan bersama Warren Bellamy, sang arsitek Capitol tadi. Di sana keduanya mencoba memecahkan serangkaian kode dari piramida yang telah lengkap tadi.

Congress Library, konon dianggap sebagai bangunan terindah di dunia

Di lain tempat Catherine Solomon berhasil lolos dari usaha pembunuhan oleh Dokter pribadi gadungan kakaknya yang ternyata adalah Mal’akh sang penculik kakaknya. Namun seluruh riset Neotic yang dirintisnya selama bertahun-tahun berhasil dimusnahkan oleh Mal’akh.

Dan Catherine akhirnya berhasil menemui Langdon di perpustakaan. Mereka bertiga merupakan buron bagi CIA saat itu. Langdon dan Catherine berhasil meloloskan diri, sayangnya Bellamy diringkus pihak CIA.

Singkat cerita Langdon dan Catherine berhasil menemui tokoh yang disebutkan Bellamy untuk membantu memecahkan misteri piramida di Katedral Nasional Washington, sang tokoh bernama Dean Galloway. Di sini kembali “sedikit” misteri piramida terpecahkan … terkuak sebuah lokasi !

Katedral nasional Washington

Dan CIA akhirnya berhasil menangkap Langdon dan Catherine. Petualangan malam ini berlanjut dengan perjalanan menegangkan Bellamy ke lokasi tersebut dengan di bawah kendali penuh CIA. Bellamy menjadi umpan untuk menemui sang penjahat, Mal’akh.

Lokasi ini tepat di seberang Almash Shrine Temple yang sangat mencurigakan.

Almash Shrine Temple

Langdon dan Catherine atas izin Sato diperbolehkan ke rumah milik Mal’akh yang diyakini kosong bersama kawalan seorang CIA kepercayaan Sato. Tujuan mereka adalah untuk menyelamatkan Peter.

Bellamy gagal bertemu dengan Mal’akh, karena dia masih di rumah dan berhasil nyaris membunuh Catherine dan Langdon dengan cara yang sangat sadis d
an menyakitkan. Landon direndam dalam sebuah peti mati dan Catherine dikeluarkan darahnya secara perlahan hingga habis, mirip seperti jam pasir.

Singkat cerita Mal’akh berhasil mengorek rahasia terbesar piramida yang menunjukkan lokasi Misteri Kuno berkat bantuan Landon sebelum dia rendam dalam peti mati penuh cairan. cairan ini diketahui sebagai perfluoro karbon teroksigenasi yang tidak memiliki efek membunuh.

Bersama Peter, Mal’akh menuju ke House of Temple.

House of Temple

Di sini terkuaklah sebuah kenyataan yang luar biasa dramatis. Dendam yang sedemikian dalam dari seorang anak terhadap ayahnya dan seluruh keluarganya, demikian dalam. Mal’akh ternyata tak lain dan tak bukan adalah Zachary yang merupakan anak kandung Peter. Di sini adegan berlangsung amat dramatis. Mirip kisah Ibrahim diminta menyembelih anaknya oleh Tuhan, bedanya kali ini yang meminta adalah sang anak itu sendiri. Dan pisau akedah di tangan Mal’akh kini berpindah tangan ke Peter, sang ayah.

Pisau Akedah yang diyakini kaum Yahudi digunakan oleh Abraham untuk membunuh Iskak.

Lukisan pengorbanan Abraham menyembelih Iskak dengan pisau akedah

Langdon dan Catherine belum mati. Keduanya berhasil menyusul Mal’akh dan kakaknya. Terlambat, ketika Catherine dan Langdon tiba, Mal’alkh telah berhasil memenuhi misinya dengan bantuan sang ayah, menyempurnakan penyerahan jiwanya yang suci kepada para dewa, membebaskannya dari cangkang ragawi.

Dan rahasia tentang kelompok Mason yang terdiri dari orang-orang berpengaruh pun berhasil diselamatkan. Ancaman nasional itu kini bisa diatasi.


Kisah berlanjut dengan perjalanan Peter dan Langdon menuju ke lokasi Misteri kuno berada, yang terletak jauh beberapa ratus meter di bagian bawah Monumen Washington.

Monumen Washington

Kisah ini diakhiri dengan dialog Catherine dan Langdon mengenai teori ketuhanan dan manusia. Inilah pesan sesungguhnya yang ingin disampaikan dalam novel ini. Bahwa pencerahan tertinggi adalah ketika manusia kembali kepada Tuhan, tidak peduli kita memanggil Tuhan itu bagaimana.

dan cerita SELESAI

KEUNGGULAN NOVEL INI

Thriller ala Dan Brown
Perlu kita akui bahwa Dan Brown sangat cerdik dalam merangkai kata, menyelipkan fakta dan membuat pembaca penasaran. Kita akan sulit meninggalkan buku ini sampai habis karena terus tergerak untuk membuka halaman demi halaman.Buku ini juga jeli memotong adegan-adegan penting dan membawa kita dalam alur maju mundur yang sangat memikat.

Pattern cerita yang berbeda
Sebelumnya saya merasa alur cerita Dan Brown begitu-begitu saja. Undangan tiba-tiba, dipaksa memecahkan kode, analisa simbol-simbol, flashback ke kelas harvard, dan karakter antagonis yang tiba-tiba muncul dari karakter yang sebelumnya saya kira protagonis. The Lost Symbol berbeda. Di sini tidak kita temui pertukaran antagonis dan protagonis.

Maksud tersirat ala Dan Brown
Seperti yang saya tulis di atas, Dan Brown dengan cerdas mencoba menyampaikan pesan ‘kembali kepada Tuhan’ melalui dialog-dialog cerdas melalui simbol-simbol yang diungkapkan Robert Langdon yang tidak percaya kepada eksistensi Tuhan. Fakta-fakta yang melatari plot The Lost Symbol bahkan membuat pesan yang tersirat ini menjadi lebih menarik.

KELEMAHAN NOVEL INI

Tokoh antagonis yang terlalu sempurna. Plot yang terlalu datar. Klimaks yang kurang greget. Adegan dramatis yang nanggung dan kurang menyentuh. Tidak ada teori konspirasi besar yang disampirkan dalam kisah ini sebagaimana dalam novel-novel terdahulu Dan Brown.

Setidaknya dalam novel ini kita benar-benar diajak untuk berkeliling Kota Wahington dengan segala keindahannya. The Lost Symbol nampaknya hanya merupakan novel thriller biasa.

BENDA SENI DAN ILMIAH
Sebagaimana novel-novel sebelumnya. Buku ini dilengkapi dengan keindahan dan misteri dari segala artefak, lukisan, dan karya seni indah lainnya. Mereka memiliki peran masing-masing untuk membantu memecahkan misteri yang ingin Langdon pecahkan. Nah inilah sedikit dari sedemikian banyak karya seni yang ditampilkan dalam novel ini :

Franklyn Square Formasi Delapan

Kryptos yang selalu menjadi misteri
Lukisan Apotheosis of Washington. Ciptaan menjadi Pencipta?
Lukisan Melencolia. Keteraturan dari ketidak-aturan
Blackberry yang digunakan SATO
iPhone, hadiah Catherine untuk kakaknya
Jangan protes ya dua benda terakhir juga merupakan karya seni zaman modern lho, jadi kudu dimasukkan juga dalam list.
Referensi :

Continue Reading

Review

13 Perbedaan antara Film dan Buku Angels and Demons

By on May 21, 2009

Dua kali menonton film ini, nggak enak juga kalau nggak membuat tulisan. Inginnya tulisan ini pendek aja. Agar nggak pegal dibaca.

Lagi-lagi film dan buku adalah dua media yang berbeda. Jadi ketika sebuah buku difilmkan nggak harus serta merta sama dengan buku. Toh penikmat film tersebut bukan seluruhnya pernah membaca buku kan.

Demikian juga dengan buku Angels and Demons yang pekan lalu resmi tayang di bioskop tanah air (15 Mei 2009). Sebagai sebuah film, Angels and Demons asyik sekali untuk diikuti karena cerita berjalan dengan alur yang runut dan berjalan cepat. Tapi bagi pembaca bukunya pasti sudah langsung menyadari ternyata banyak sekali perbedaan dengan versi bukunya. Dan ini sebenarnya di luar dugaan, karena cenderung amat sangat berpengaruh terhadap benang merah cerita yang ingin disampaikan si pengarang Dan Brown.

Apa aja ya bedanya? ini nih beberapa yang berhasil diinvestigasi hehehe …

1. Film : Tokoh sentral Maximilian Kohler dihilangkan, beliau adalah pemimpin lembaga riset CERN di Jenewa tempat Vittoria melakukan penelitian.

2. Buku : Partner riset Vittoria dalam riset anti-materi sebenarnya adalah ayahnya (ayah angkat) bukan partner kerja biasa seperti yang seperti di film.

Continue Reading