Wuiiih, ternyata sudah hampir lima tahun saya dan istri telah menyekolahkan anak pertama kami, Syifana, di Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cipedak. Masih terbayang bagaimana excited nya saya dan istri ketika masa-masa pendaftaran dahulu.
Harapan dan idealisme saat itu benar-benar sangat membuncah. Maklum, kan baru menyekolahkan anak pertama. Saat itu SAI Cipedaklah yang menjadi tempat yang paling mendekati harapan dan idealisme kami.
Setelah lebih dari empat setengah tahun menyekolahkan si kakak (panggilan untuk Syifana) di sana, bagaimana sebenarnya kenyataannya?
Yuk mampir untuk melihat betapa serunya saya dan istri akhirnya mendaftarkan si kakak sekolah di SAI Cipedak.
FASIL YANG “ACT AS PARENTS”
Ini menurut saya berhasil memenuhi ekspektasi saya dan istri. Fasil (kependekan dari fasilitator), yang merupakan sebutan untuk guru di SAI Cipedak, memang diposisikan benar-benar menyerupai orang tua di kelas. Karenanya tiap kelas pasti ditempatkan dua orang guru, yakni seorang guru laki-laki dan seorang guru perempuan. Mereka benar-benar menjadi orang tua bagi semua anak-anak di kelas. Anak mendapatkan sosok ayah dan juga sosok ibu secara seimbang.
Bagaimana saya kok bisa menyimpulkan demikian?