Sharing

TV Digital, Gambar Bening Nggak Pake Bayar

October 15, 2015

Apa jadinya jika kita satu hari saja tidak menonton televisi? Mungkin sebagian kita akan menjawab: “Nggak bisa, nggak bisa. Can’t live without it!” Sebagian yang lain mungkin akan menjawab: “Nggak apa-apa sih, cuma seperti ada yang kurang aja”. Atau bisa juga kita akan menjawab; “Nggak apa-apa juga sih, saya memang nggak pernah nonton TV”.

Bisa jadi kita termasuk golongan yang pertama, kedua, atau ketiga. Yang pasti golongan ketiga “sepertinya” memiliki prosentase yang paling kecil, sekali lagi “sepertinya” lho ya 🙂

Televisi sudah menjadi kebutuhan tersendiri bagi masyarakat, baik kebutuhan informasi, pendidikan, dan juga hiburan. Televisi banyak manfaatnya walaupun tidak dipungkiri banyak juga mudharatnya. Tinggal pintar-pintar kita dalam memilah dan memilih tayangan sesuai dengan kebutuhan.

GAMBAR BENING = BAYAR

Paling tidak beruntung jika kita tinggal di lokasi yang dikelilingi gedung-gedung pencakar langit, gambar televisi yang diterima pasti bersemut alias tidak bening. Nasib serupa juga dialami bagi kita yang tinggal di pelosok nan jauh dari pemancar televisi. Kedua kendala ini tentu saja terjadi bagi siaran televisi analog yang mengandalkan antena televisi biasa (VHF / UHF).

Untuk mensiasati hal tersebut biasanya digunakanlah parabola. Dengan merogoh kocek sekitar 2 jutaan rupiah kita bisa mendapatkan siaran televisi lokal bahkan mancanegara dengan bening dan bebas semut. Sayangnya banyak siaran televisi tertentu yang dikunci alias tidak bisa kita tonton. Jika ingin menikmatinya kita diharuskan berlangganan televisi berbayar. Sialnya siaran televisi yang dikunci tersebut adalah channel yang bagus-bagus.

TV DIGITAL, Apaan Tuh?

Bagi yang tidak memiliki uang untuk membeli parabola atau berlangganan TV berbayar ternyata ada solusi murah dan mudah. Sejak tahun 2012 Indonesia mulai memperkenalkan TV digital melalui Menkominfo. TV digital menghasilkan gambar dan suara yang jernih, sehingga gambar berbintik atau bersemut yang kerap terjadi di siaran TV analog tidak akan lagi ditemui.

TV Digital adalah bentuk efisiensi pemanfaatan spektrum frekuensi radio VHF / UHF seperti halnya penyiaran TV biasa (analog). Sistem penyiaran televisi digital bukan hanya mampu menyalurkan data gambar dan suara tetapi juga memiliki kemampuan multifungsi dan multimedia (tvdigital.kominfo.go.id)

TV digital menggunakan frekuensi yang sama dengan televisi biasa (analog) sehingga antena televisi yang digunakan pun sama. Tidak dibutuhkan antena khusus untuk menangkap siaran TV digital. Tapi memang untuk pesawat televisi model lama harus menggunakan peralatan tambahan untuk bisa menangkap sinyal televisi digital yakni Set Top Box Digital Video Broadcast Terestrial 2 (STB DVB T2). Hal ini karena siaran TV di Indonesia digital  mengadopsi standar Digital Video Broadcasting – Terrestrial second generation (DVB-T2). Harga STB DVB T2 ini berkisar 200 – 400 ribuan rupiah di pasaran.

Beberapa model televisi terbaru sudah menanamkan DVB T2 di dalamnya, sehingga kita tidak perlu lagi menggunakan Set Top Box tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di forum diskusi ini.

BENING DAN GRATIS, YEAAY!

Sudah setahunan ini saya menikmati siaran TV digital. Kebetulan saya membeli pesawat televisi yang sudah built in receiver DVB-T2. Tanpa menambah peralatan apa pun sudah bisa menikmati siaran TV digital. Etapi memang kudu membeli antena TV dulu ya, iya antena TV biasa aja kok.

Siaran televisi digital yang sudah bisa saya nikmati saat ini sekitar 15 channel, yaitu MNC TV group (RCTI, MNC TV, Global TV), Trans group (Trans TV dan Trans 7), TV One, Berita Satu, CNN Indonesia, Indosiar, AN TV, SCTV, RTV, O Channel, Metro TV dan tentu saja TVRI. Sebelumnya Kompas TV bisa saya nikmati, entah kenapa tiba-tiba sekarang menghilang. Ada beberapa channel yang sudah support siaran HD, antara lain Berita Satu, CNN Indonesia, Trans 7 dan Metro TV. Tapi menurut mata saya yang bener-bener “terlihat HD” itu hanya BeritaSatu dan CNN Indonesia sih hehehe.

Lumayan kan? Nggak perlu lagi parabola atau bayar bulanan untuk menikmati siaran televisi yang bening dan bebas dari semut.

Hari gini masih analog? Please deh 😀

Sumber :

Kaskus, TV Digital

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
  1. Boleh juga nih tv, asik buat acara yang disuka. Mahal gak tv-nya kang?
    Saya sudah lama gak nonton tv. Eh nonton juga sesekali, mungkin sekali dalam satu atau dua bulan, yaitu nonton sepakbola.

    1. Yang saya beli LED SO*Y 32 R300B, harga setahun lalu sih sekitar 2.7 jutaan mas. Tinggal beli antena TV biasa sudah bisa menikmati siaran TV digital 🙂

  2. Tahun 2010 di Aussie, sistem digital ini diperkenalkan dan mendapatkan respon positif dari orang orang rumah saya. kami beli semacam receiver dan bisa menyaksikan acara acara lokal di TV layar cembung kami dengan kualitas gambar yang prima. Senang deh kalau ini juga sudah masuk di Indonesia.

    Saya sekarang langganan TV berbayar, takut mabok nonton sinetron mas hahahahah

        1. Iya bener, nah itu dia saya juga belum tau nih. Saya udah tanya ke admin TV digital online via twitter juga belum ada jawaban. Tunggu aja biasanya sih tiba-tiba muncul sendiri. RTV saya ada kok bro.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.