Review

Mama Cake, Beratnya Memegang Amanah

August 17, 2012
Sumber : hiburan.kompasiana.com

Apa jadinya bila 3 orang anak muda harus memenuhi “last wish” seorang nenek yang tengah sekarat? Itulah mungkin keseruan yang ingin ditawarkan dalam Film Mama Cake ini.

Film bergenre komedi ini bukanlah jenis film komedi popular yang biasa kita jumpai. Mama Cake hadir dengan kejenakaan yang terkadang perlu kita mengernyitkan dahi terlebih dahulu untuk dapat mengerti maksudnya. Kendati merupakan jenis komedi, film yang disutradarai oleh Anggy Umbara ini  sarat dengan pesan, filosofi, bahkan kritik sosial. Tidak heran film ini banyak menonjolkan dialog-dialog panjang di antara para pemainnya.

Cerita

Rakha malam itu tiba-tiba diminta sang ayah untuk ke Bandung untuk membeli kue “Mama Cake” yang merupakan permintaan terakhir sang nenek yang ketika itu tengah sekarat di rumah sakit.

Bersama 2 orang sahabatnya, Rio dan Willy, Rakha pun berangkat menuju ke Bandung untuk menunaikan misi suci tersebut. Beraneka kejadian luar biasa dan dramatis terjadi selama perjalanan yang berdurasi 36 jam tersebut. Dari sempat pecahnya persahabatan ketiga sohib kental ini, hilangnya mobil Rakha, hadirnya sosok misterius yang muncul di tengah perjalanan, hingga hampir mati nya Willy dibantai oleh geng motor.

Perjalanan mendapatkan Mama Cake yang sangat luar biasa ini banyak memberikan pelajaran pada ketiga orang sahabat ini.

Hadir pula gadis manis yang akhirnya menjadi penolong bagi Rakha, yakni Mawar. Kehadiran Mawar membuka warna baru kehidupan Rakha dalam perjalanan cintanya.

Mengapa sang nenek membuat “last wish” yang begitu merepotkan hingga Rakha harus ke Bandung menemui pemilik Mama Cake? Silakan mencari jawabannya dengan menonton film ini ketika tayang nanti di bioskop (goodluck)

Pemain yang FRESH

Pemain utama film ini hampir semuanya fresh di dunia perfilman Indonesia. Memang sebagian sering tampil di layar televisi. Sebut saja Ananda Omesh yang biasa kita saksikan sebagai presenter dan komedian kini hadir sebagai pemeran utama yang memegang amanah mencarikan cake untuk nenek tercintanya. Dinda Kanya Dewi yang biasa kita temui sebagai tokoh antagonis di salah satu sinetron kini tampil sebagai wanita protagonis yang turut membantu misi yang diemban oleh Omesh.

Pemain yang tidak itu-itu saja menjadikan salah satu daya tarik film ini. Diharapkan penonton akan lebih segar ketika menyaksikannya.

Karakter Kurang Membumi

Ada 3 karakter yang mendominasi film ini, yakni Rakha, Willy dan Rio.

Rakha (Ananda Omesh) digambarkan sebagai seorang anak muda kalangan menengah ke atas namun tidak sok kaya. Rakha justru adalah cenderung merupakan anak muda yang lurus-lurus saja, walaupun memang secara penampilan ia terkesan sebagai anak gaul dan trendy. Rambutnya yang di cat merah menyala setidaknya memperlihatkan hal itu.

Berbeda 180 derajat dengan Rakha yang lurus, Willy (Boy William ) justru mencoba menampilkan diri sebagai anak yang “nakal”. Koleksi wanita yang sedemikian banyak seolah membuatnya menjadi terkesan hebat di mata sahabat-sahabatnya. Walaupun di akhir cerita Willy ternyata juga adalah sosok anak yang baik dan sama sekali tidak “nakal” seperti image yang ingin ia bangun.

Rio (Arie Dagienkz) merupakan sosok yang sangat absurd di mata saya. Sosok yang digambarkan sangat mencintai alam melebihi segalanya ini agak tidak masuk akal buat saya. Ada beberapa adegan yang sangat berlebihan terkait sosok Rio ini. Misalnya ada adegan ketika Rio digambarkan begitu histeris ketika menemukan seekor sapi di perjalanan menuju ke Bandung. Dia begitu terpesona ketika melihat sapi ini hingga harus menghentikan perjalanan dan langsung menari-nari kehilangan logika. Timbul pertanyaan besar buat saya. di manakah selama ini sosok Rio hidup? Di negara yang tidak ada sapi kah? Tidak ada televisi atau media yang memperlihatkan gambar sapi? atau bagaimana? Kehadiran karakter Rio ini terus terang sangat mengganggu kenaturalan cerita film ini.

Ada sosok misterius yang muncul di perjalanan ketiga sahabat ini yang hadir bak malaikat. Tokoh yang diperankan oleh Fajar Umbara ini tampil serba misterius. Misalnya bagaimana ia baik-baik saja ketika ditabrak mobil, banyaknya nasihat demi nasihat yang ia berikan, serta kemunculannya di saat dan tempat yang tak terduga menjadi tanda tanya tersendiri bagi penonton. Entah mungkin ia sengaja dihadirkan penulis/sutradara  memang sebagai sosok malaikat.

Selain sosok-sosok fresh di atas, hadir para pemain lawas yang cukup menambah bobot kualitas film ini, antara lain Didi Petet, Nani Widjaya, Henidar Amroe , Piet Pagau dan Rudi Salam.

Too Much

Film ini diawali dengan adegan perjalanan 3 sahabat ini menuju ke Bandung. Dialog 3 orang sahabat ini luar biasa panjangnya dan terkesan amat sangat berlebihan. Memang dari dialog ini kita jadi lebih memahami karakter dari masing-masing tokoh yang jelas sangat berbeda satu sama lain. Namun ini nampaknya terkesan agak dipaksakan. Bukankah kesan pertama amat sangat penting bagi penonton dalam menilai sebuah film? Ini sama sekali “kurang berhasil” ditampilkan di Mama Cake. Semoga versi tayang bioskop nanti dialog-dialog panjang ini sudah dipangkas menjadi lebih simpel dan menarik.

Efek ala Sinetron

Ada salah satu adegan yang ingin menggambarkan sebuah “kiamat kecil” yang mampu menyatukan kembali 3 sosok sahabat yang sempat terpisah ini. Sayang sekali adegan ini tidak dieksekusi dengan baik. Kesan gambar yang “ala sinetron” lah yang akhirnya muncul di benak saya. Padahal tanpa adegan ini pun sepertinya film ini tidak akan kehilangan makna. Sayang sekali.

Kemunculan Musisi Lawas

Masih ingat dengan Candil? Benar, dia adalah vokalis Seriues Band. Candil tampil cukup sering di film ini. Kehadirannya cukup menyegarkan suasana. Gaya vokalnya yang melengking serta logat sunda yang begitu kental cukup mengocok perut penonton melalui aktingnya yang cukup natural.

Hadir pula Bagus sang vokalis Band Netral. Bagus memerankan seorang penjaga wartel yang sangar dan menyeramkan. Penampilannya cukup membantu membangun kesegaran cerita.

Wanita Penting di Akhir Scene

Masih ingat film Spiderman atau The Rise of The Planet of The Apes? Kedua film ini masih menampilkan scene selama beberapa menit setelah credit tittle film. Nah demikian juga dengan film ini. Ada kehadiran sosok yang begitu penting dalam film ini yang mampu menjawab banyak hal yang muncul di sepanjang film. Ya, jangan sampai Anda melewatkan kehadiran sosok wanita anggun ini di akhir scene berbarengan/setelah tampilnya credit tittle ya (goodluck)

Sarat Hikmah dan Nasihat

Begitu banyak pesan yang ingin disampaikan oleh film ini, yang pasti jelas kentara adalah bagaimana penting dan begitu beratnya dalam memegang sebuah amanah itu. Kejujuran dan kelurusan hati merupakan kunci utama dalam memegang amanah tersebut. Mungkin memang inilah salah satu nilai yang sudah mulai “hilang” dalam kehidupan keseharian kita, terutama bagi orang-orang yang memang diserahi amanah untuk memimpin masyarakat.

Tayang 13 September 2012

Film yang membawa kesegaran di dunia perfilman komedi ini akan meramaikan bioskop tanah air pasca hari raya Idul Fitri tahun ini. Jika ingin tertawa tapi tetap bisa membawa segudang hikmah dan nasihat, Mama Cake ini patut untuk dimasukkan ke dalam list tontonan Anda paling atas.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
  1. Ehmm..baca ulasannya mas iman bikin pengen nonton, tapi pas baca di akhir kalau ada efek2 yang ga penting dan tokoh ‘Rio’ ngebyanginnya jadi mles nonton..hhahahaha ^_^ (headspin)

    1. Mau nonton di YouTube, tpi cman sdikit durasinya. Tpi, makasih ya udah nunjukin alur lebih dan amanat atau pesan film ini. Karena katanya, amanat atau pesan moral film ini amat kuat dengan ajaran Islam.

  2. kolaborasi bintang2 muda plus yg senior nya, pernah liat trailernya, tapi kurang tertarik ntn di bioskop, ntar nunggu tayang di tv aja eheheh,
    met lebaran, maaf lahir batin mas 😀

  3. dari dulu saya kok belum bisa suka sama film indo ya? apa karena saya belum bisa menemukan keindahan dan maksud fimnya?
    tetapi bukannya film yang berkualitas mampu menyampaikan pesan kepada penontonnya ya..

  4. Opa, saya sebagai “cucu-ketemu-gedhe” mohon dimaafkan lahir-batin atas segala khilaf dan salah baik yang disengaja maupun tidak. Termasuk komen yang salah kamar ini, terutama karena jarang mengunjungi Opa-Oma padahal kita tau Oma sedang hamil besar 😀

    Semoga saya dan Opa sekeluarga menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadhan kemarin. Btw, salam buat Oma. Kangen berat dari “cucu” kalian 🙂

  5. Saya senang nonton film ini,banyak pesan yang bisa diambil..contohnya kehadiran dari sosok 18:65 yang misterius..saya udah gak sabar tunggu premier film ini..semoga versi green screen film ini bisa diubah di beberapa scene 😀

  6. Barusan saya terima BBM dari Aidil Halim K., isinya:

    “Maaf numpang tanya dong,mama cake itu apa ya?barusan aja gue dapet sms dari mama cake,minta dilampirkan alamat tinggal.terimakasih”

    Mas Boby jawab aja: “Mama Cake itu judul film yang akan tayang 13 September 2012 mendatang”

    Kira-kira ada kaitannya dengan film ini gak ya? :-/

    1. Wah setahu ane sih Mama Cake ya judul film. Apa jangan-jangan memang ada brand kue “mama cake”? Nah ini saya nggak tau (goodluck)

  7. Thx for the review pak iman.. 🙂 memang keterbatasan budget dan SDM sangat menjadi faktor penting dalam pembuatan film ini.. Tapi memang baru segini lah yang terbaik yang bisa kami berikan, khususnya di bagian teknis-nya..

    Semoga film ini bisa jd manfaat buat yg menonton dan yg membuatnya, juga memberikan warna yg beda di dunia perfilman kita yg sedang terpuruk ini.. Need all the support we can get thou.. 🙂

    best rsgards
    Anggy Umbara

    1. Wah makasih Mas Anggy sudah sudi mampir di sini (worship)

      Iya banyak kok sisi positif film “Mama Cake” ini terutama pesan-pesan yang ingin disampaikan. Tetap semangat membuat film bermutu ya. Kami sebagai penonton selalu mendukung (rock)

Leave a Reply to yoszca Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.