Sharing

MLM telah memisahkan kita…

December 7, 2011
Sumber Gambar : qiqirizky.blogspot.com

Melalui tulisan ini saya sama sekali nggak bermaksud menjelekkan MLM mana pun. Saya cuma mencoba berbagi cerita bagaimana ternyata seseorang dapat berubah sedemikian drastis hanya karena motif ekonomi melalui MLM itu. Saya juga nggak menafikan bahwa ada orang-orang yang aktif di MLM namun mampu menempatkan diri mereka secara elegan dan proporsional, sebagai sahabat sekaligus sebagai mitra bisnis.

Judulnya memang sengaja dibuat agak dramatis dan tragis sehingga diharapkan mampu membuat miris, meringis dan menangis #maaflebay
Jadi ini adalah kisah nyata saya dengan beberapa sahabat karib saya semasa remaja, tepatnya ketika SMP. Ya… beberapa! Dan semua harus berakhir karena mahluk yang bernama MLM itu (lonely) . Beginilah ceritanya…

Masa-Masa Indah

Saya akrab dengan beberapa orang, Saat itu kami ada sekitar 5-7 orang. Hampir tiap hari kami berkumpul sepulang sekolah karena kesamaan ide kami. Kami memang punya kesamaan ide tentang kehidupan keagamaan di kalangan siswa. Idealisme masa muda (bingung cari pilihan kata lain hehehe) membuat kami nggak pernah letih untuk menggelar aneka kegiatan dan acara kerohanian.

Dari menggelar aneka perlombaan, seminar, peringatan puncak hari raya keagamaan, hingga belajar kelompok kami selenggarakan bareng. Masing-masing dari kami juga “lumayan” berprestasi di bidang akademik lho #pamer (tongue)

Kami biasa kumpul di aula sekolah. Namun nggak jarang kami juga menjadikan rumah kami masing-masing sebagai markas berkumpul dan berbagi ide. Saking kompaknya kami saat itu, kami selalu mengenakan celana panjang sepulang sekolah (saat itu SMP masih memakai celana mini), kami kompak dan kami berbeda #hihihi. Saat itu kami udah mengerti aurat laki2 itu kan sampai lutut hehehe (goodluck)

Pihak sekolah dan OSIS saat itu yang semula memandang sebelah mata bahkan beberapa kali menentang ke kami, berkat kegigihan dan semangat kami yang tahan banting, bahkan akhirnya malah menjadi pendukung-pendukung kami. Luar biasa jika mengenang saat itu #senyum2sendiri

Kira-kira begitulah keakraban kami. Satu sama lain benar-benar telah sangat dekat. Bahkan orang tua masing-masing dari kami telah sangat kami kenal dengan baik. Bisa dibayangkan ya betapa dekatnya.

Sumber Foto : donad26.blogspot.com

Facebook (FB) Mempertemukan Kami

Kami melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat atas yang berbeda-beda. Hubungan kami semua masih berlanjut walaupun sudah jarang berkumpul. Makin lama makin jarang intensitas kami bertemu. Nomor HP pun nggak saling tahu, karena saat itu di antara kami belum banyak yang punya HP #upps #ketahuandeh

Inilah salah satu manfaat terbesar FB, teman-teman saya yang nggak ketahuan rimbanya akhirnya satu persatu bisa ditemukan berkat jasa FB. Satu persatu saya coba bertemu dengan mereka, sebab untuk ngumpul memang masih sangat sulit karena posisi masing-masing dari kami yang tersebar di aneka kota.

Ada seorang yang ternyata tinggal di pinggiran Jakarta, nah akhirnya janji untuk bertemu pun dibuat. rasa kangen yang demikian tinggi karena bertahun nggak bertemu membuat saya begitu bersemangat. Sebut saja namanya Handri.

Ternyata Bukan Silaturahim

Niat silaturahim ke rumah Handri, akhirnya kesampaian juga. Handri telah memiliki seorang anak yang cantik, saya ke rumahnya yang asri di dekat stasiun kereta Lenteng Agung. Penampilan Handri masih seperti dulu walau secara bobot sudah banyak mengalami kemajuan hehehe

Istri dan anaknya kebetulan sedang tidak di tempat, katanya sedang ke rumah neneknya si kecil. Padahal ingin kenal juga dengan sang istri nih, mungkin lain kali bisa main ke sini lagi pikir saya.

Saya membuka percakapan saya dengan kenangan masa SMP lalu, begitu antuasinya saya hingga tanpa saya sadari saya lebih mendominasi percakapan. Dan dia terlihat juga gembira namun dengan ekspresi yang biasa saja. Eh ada apa ya? #Bingung

Dan akhirnya dia pun bercerita, kali ini dengan antusias, sambil mengeluarkan laptopnya dia pun mulai presentasi, ya beneran presentasi tentang sebuah bisnis  MLM. Dan saya pun shock setelah lebih dari 5 menit dia terus bercerita dan mengagung-agungkan MLM yang bergerak di produk-produk kesehatan itu. Lha ini apa sih, saya langsung down saat itu. Perpisahan sekian tahun kok bisa-bisanya dia malah promo MLM. Saat itu terus terang saya sedih sekaligus kesal.

Saya pun pulang setelah mencoba acting seolah-olah saya tertarik dengan MLM tersebut.

Hari-Hari Selanjutnya

Dan seperti yang saya sudah duga, Handri akhirnya kerap kali menghubungi saya, ya benar, bukan untuk menanyakan kabar saya, melainkan untuk menawarkan produk MLM nya.

Beberapa kali saya mengikuti acara2 MLM tersebut demi menjaga perasaan seorang sahabat. Namun akhirnya saya nggak kuat untuk terus berpura-pura. Saya menunjukkan ketidaksukaan saya terhadap MLM tersebut. Dan sejak itu saya mulai untuk menghindari berhubungan lagi dengannya. Dan demikianlah hingga saat ini memang dia menghilang bersama MLM nya.

Satu Persatu Menghilang

Handri cuma salah satu contoh. Setelah Handri muncul juga sahabat-sahabat lama saya yang lain yang motifnya sama dengan Handri, yaitu menawarkan untuk bergabung dengan MLM nya. Dan sahabat-sahabat lama ini akhirnya bernasib sama dengan Handri, yaitu terpaksa saya menghindari mereka dan mereka pun akhirnya menghilang satu per satu…

Ah miris juga. Kenapa mereka dengan MLM nya seolah melihat saya sebagai obyek bisnis mereka, bukan lagi sebagai sahabat lama. Nggak habis pikir kalau memikirkan ini.

Apakah ada yang pernah punya cerita tentang sahabat dan MLM? Yuk berbagi cerita di sini (goodluck)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
  1. Sedih tapi … namanya juga usaha 🙂
    Menolak bergabung bukan berarti memutus tali silaturrahim kan, Opa 😀
    Tapi melihat foto ilustrasi yang di pantai itu jadi curiga. Bukan MLM (Mona Lisa Manis) memisahkan kita kan …
    Btw, jadi gimana Opa tawaran produk asuransi kemarin #becanda trus kabuuuur 😛

    1. Iya bro, pingin tetep jalin silaturahim tapi mereka tiap kali bertemu pasti menawarkan MLM nya itu #capedeh (doh)

  2. pasti dong pernah ngalamin
    bahkan sampai terkuras juga duit banyak, klo dibeliin macbook dapetlah 1 🙁
    tapi ya gitu, emang jalan rejeki saya bukan di MLM yah, jadi weh jalan di tempat aja MLM nya

    klo ga salah pernah posting juga, cuma lupa judulnya, males ngubek2nya hehehe …

    sedih sih, tp gimana lagi, emang menyebalkan hehehe

  3. wakakak kakak iman emang baik yah..

    kalo akyu sih, begitu ada yg nawarin sejenis ato apa aja yg modusnya jaringan alias kaki-kaki… akika dah bisa langsung bilang ” Sorry akyuu ga suka MLM. ada yg lain ga?” dan biasanya itu manjur, langsung telak. dan ga bakalan ditawarin lagi.. =))

    tega ya..

    1. Kayaknya saya harus ikuti jejak Kak Bre deh, kemarin nggak bisa karena yang nawari itu sohib2 lama akyu kakak.

      Mulai sekarang akyu mau #belajartega ah (funkydance)

  4. Hai mas Iman, akhirnya nemu juga blog nya dan tergerak ikut komen karena judunya bener2 sadis, hehehe. saya sebagai pelaku MLM menyayangkan kalau hal seperti itu terjadi, alhamduiah dan Insya Alah seminim mungkin saya akan menghindari hal seperti itu, toh saya selau memperkenakan “saya”, bukan saya dan MLM saya. tapi, kalau ternyata memang ga mau bergabung, toh bukan berarti jadi seseorang itu disebut korban juga yaa :)l, mungkin masalah komunikasi mas iman dengan temanny aja yang kurang pas. saya bukan di MLM yg seperti temennya mas iman ikuti,jadi mungkin disini image MLM (Seoah kurang baik) *kurang tepat, tergantung masing-masing orangnya aja. masih ada jiwa-jiwa MLM lainnya yang tidak berlaku seperti itu, Insya Allah. #eh, maap kepanjangan, hihiih.

    1. Iya Mira benar sekali, saya juga nggak menyamaratakan semua MLM demikian kok. Sayangnya orang2 dekat yang saya kenal rata2 kurang bijak memilah persahabatan dan bisnis.

      Thanks ya Mira udah sudi mampir (worship)

      1. iya mas, semoga semua bisa berpikir positif dan tidak menyamaratakan MLM sebagai penyebab suatu perselisihan, balik ke individunya masing2. cmiiw (dance)

  5. Saya beberapa kali di teman ikut MLM yang menawarkan keuntungan menggiurkan itu. Tapi dijawab aja secara tegas: saya gak punya pitih lebih untuk ikut bergabung ama lo. cari aja yang tajir ya.

    Sadis saya ya? Bukan, tapi menunjukkan kondisi dompet sesungguhnya.

  6. Jadiii saya jd merasa punya ruang buat curhat! krn males bahas ini di blog pribadi.. (goodluck) Saya sih sempet ikutan MLM atau apapun sebutannya, dan saya berupaya banget utk ngga memaksakan, atau berusaha menempatkan diri & situasi utk nawarin ini. Ya kalo yg ditawarin udah ngga minat, spt jualan barang secara konvensional aja, say “Ya udah mbak mas makasih..” *kasih senyum*

    Kalo kasus mas Iman, kalo saya jd mas Iman, sama, SEDIH! Tp mgk bukan salah MLM sepenuhnya, tp salah orangnya yg ngga peka dg situasi dan kondisi. Walau tdk ada MLM yg TIDAK mengajarkan utk kerja keras mencari downline (istilah jaringan kaki kaki dlm MLM, yeah, whatever..) Mmg sih kalo ada yg nyebut di MLM bkn utk org manja, tp setidaknya jgn kita aja yg TIDAK PEKA thdp teman/sahabat.

    Sebaik-baik teladan untuk bisnis ya rasulullah : Jualan secara konvensional, borongan, ada uang ada barang, hutang boleh dg akad yg sdh diajarkan beliau, dll.. *masih belajar*

    1. Wah Dian ternyata terlibat di MLM juga ya. Nggak apa2 sih selama kita bisa menempatkan diri secara proporsional. Sukses ya (goodluck)

  7. sering ngalamin kayak gini.. awalnya bersikap seperti mas iman.. memilih menghindar dan menjauh..

    Tapi lama-lama mencoba bersikap tegas.. memang harus liat sifat orangnya.. memang sebagian besar yang menekuni MLM ini adalah orang2 yang tangguh dan tekun (terutama dalam hal mendekati dan persuasif), tapi aku kemudian belajar untuk bersikap tegas.. sejak awal menolak atau bilang terus terang bahwa ngerasa gak cocok bisnis MLM.

    biasanya mereka gak maksa kok.. klo memang kita tegas bilang nggak untuk gabung di MLM. paling klo gak berhasil jadiin downline, dia minta kita beli2 produknya.. hihihi.. ya tinggal liat produknya.. kita perlu apa nggak.. 😀

    selamat bergaul dengan para MLM-ers yaaaa.. (yahoo)

    1. Iya Luv, pas ane bilang nggak minat sama MLM biasanya mereka langsung menghilang… Sedih juga. Sebagian besar waktu dan energi mereka mungkin memang untuk MLM ini Luv, kegiatan lain yang tidak terpaut dgn MLM nggak mendapat cukup perhatian, semisal silaturahim, mungkin lho #curhattambahan (okok)

  8. hi Iman,

    woww udah lama banget kita gak ketemu, gimana kabarnya? Eh bro, ketemuan yuk. Gue ada cerita seru nih buat lo. Jumat malam ya, jam 17.45 di Kebayoran gimana?! *senyum manis*

    1. jadi mendadak penasaran.. klo approach dari sesama jenis sih dengan mudah di antisipasi sbg tawaran MLM. Tapi gimana ya, klo ajakan ketemuan dari lawan jenis? Gimana ngebedainnya ajakan ngedate sama ajakan untuk ikut MLM? (lmao)

      *curhat dari pengalaman*
      #AbisdiajakngedatesamaanggotaMLMyanglagicaridownline (okok)

      1. Susah juga ya Luv, apalagi yang ajak itu orangnya “unyu-unyu” gitu. Tapi mungkin jawaban saya kurang lebih bisa diwakili oleh Fatur-Nadilla atau RAN deh #edisigamaumikir

        “Akan kulakukan semua untukmu… akan kuberikan semuanya untukmu… Janganlah engkau berubah dalam mencintai dan menyayangiku”

        #heheeh #ngilang

  9. wahh memang tragis sekali mas.. sama seperti cerita mas iman.. jauh-jauh dateng dari jerman mau silaturahmi malah diajak ikut acaranya mereka . .

    1. Eh ada Haekal, ente kapan ke Jakarta? Kok nggak bilang2 sih…

      Memang tragis banget nih keberadaan MLM ini, banyak yang dibutakan oleh impian dan target hingga menerabas semua hal termasuk persahabatan. Ternyata ente punya pengalaman serupa juga ya.

      1. wahh mas bro.. saya sudah 3 kali pulang ke indonesia, terakhir pas bulan puasa dan menghadiri gala premiere TDL. mas iman kemana aja nih? kapan kita kumpul lagi?

        menanggapi tentang MLM memang kita sangat dibodohkan dengan sistem ekonomi mereka. yang dibuat memang untuk membodohi kita semua dengan cara memanfaatkan kebiasaan orang indonesia.. semoga orang-orang itu semua dapet pencerahan ya mas.. sayang saja kalo sampai memecah belah umat.. hehehe 😮

        1. Iya nih Haekal, kalau ke Indonesia sms or call dong, agar kita bisa silaturahim lagi (goodluck)

          kita memang kudu lebih cerdas dari orang-orang yang menawarkan MLM, mungkin itu sih solusinya bro 😀

  10. menurut ana mas iman, seharusnya teman mas iman(Handri) tidak seharusny langsung menjelaskan MLM.. pdahal sudah lama tak bertemu kan,sharusnya dia berpikir lebih,msk udah lama tak bertemu malah bahas MLM,kan gak seru, dan juga bnyk yg hrus dilakukan selain MLM 😀 ,yaaa kebanykn sih org2 MLM memang bgtu.., setiap org yg dijumpai.. kenal tak kenal mreka langsung bablas ke MLM.., hmmm…

    1. Entah gimana caranya si MLM mengubah cara pandang teman dan sahabat kita hingga mereka jadi memandang kita sebagai “obyek sasaran” yang layak diproses/diprospek… hhhh #miris

      Makasih ya bro udah sudi mampir di sini (worship)

  11. MLM mah cuma sistem, orangnya aja yang terlalu ngebet. Tapi memang sih, justru sistem di MLM itu membuat orang ngebet untuk ngerekrut orang sebanyak-banyaknya 😀 (peace lah yau)

    Waktu zaman kuliah dulu, pernah pas lagi butuh uang tambahan, nyari2 proyek yang bisa dikerjain (proyek bikin sistem informasi atau apa kek. tapi kalo proyek ngaduk semen, jujur aja gak sanggup). Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, temen ngajakin gabung ke satu proyek. Dia ngundang ke rumahnya di suatu hari yang udah ditentukan.

    Kemudian berbekal harap yang menggunung, saya samperin kota Bogor. Setelah nyampe ke rumahnya, udah ga sabar… proyek apa nih? Eeeh… ga taunya temen malah presentasi MLM. Hadoooh… musnah sudah harapan… 🙁

    1. Persis banget… Saya juga pernah seperti itu. Harapan udah gede akan bisnis yang akan dikerjakan, eh ternyata cuma tawaran MLM aja, anehnya malah dia ngotot ini bukan MLM #doh (doh)

  12. Aku pernah sekali ikut MLM. Dan itu jelas-jelas aku udah bilang ke teman yang nawarin, kalau oke gue ikut. Tapi ini murni karena gw mau jadi kaki lu, sahabat gw. Gak usah suruh gw cari downline. Duit gw buat join gw iklasin.

    Kebetulan ini teman kuliah yg gw ngerasa paling baik dan someday gw musti balas jasa2 dia. Intinya sahabat bgt deh. Udah kayak keluarga. Pas dia nawarin MLM, gw langsung bilang gitu. Hehehe..

    Yup akhirnya tetap sahabatan. Dia juga MLM nya ga jalan ya karena mungkin katanya sih “kurang dimotivasi” dst hehe

    Tapi ini waktu kuliah dulu. Kalau sekarang, ada juga teman yang nawarin, saya bilang ngga tertarik, seumur hidup ga bakalan. Kecuali pernah sekali, dan gw ceritain lah pengalaman gw join MLM waktu itu yang mengiklaskan duit gw hehe..Dan itu gw bilanga adalah kali pertama dan terakhir gw ikutan MLM. Baru deh pada mundur.

    Kadangkala #NambahCurhatYaa ada juga yang bilang macam2 personal franchise lah apalah.. belum tau dia gw certified di bidang franchising dan ga ada itu personal franchise. Malah balik gw yang nyeramahin soal peraturan waralaba dst hihi 🙂

    1. Hahaha senang baca komen ini, akhirnya malah balik ya mereka yang diceramahin ente #ngikik Nggak tau dia bicara sama pakarnya (lmao)

  13. MLM biasa komisinya hanya 0,05% Ada MLM yang luar biasa, komisinya bisa sampai 100% Jadi, jika kita bisa “menjual” sampai 3M, maka semuanya akan menjadi milik kita. Baca QS An Nisa : 85.

  14. hhm….
    aku juga paling sebel tuh kalo disodorin MLM
    emang dasarnya dari dulu udah gak suka MLM…
    jadi apapun jenis MLM nya jadi apatis duluan

    1. Sebenarnya sih tergantung orangnya Ecky, kebetulan aja sahabat2 saya kurang bijak dalam memilah-milah bisnis dan persahabatan (lonely)

  15. beuhhhh.. bikin gw gerah kalau orang2 yang baru kena doktrin mlm nawarin ke gw…. mulutnya ngebul promosi mulu, tiap chatting, telpon nanya kepastian “bagaimana, berminat?” “kapan mau mulia bergabung?”.. hewww.. kalau saran gw, jika ada yg nawarin peluang mlm, lebih baik loe tantang balik aja deh.. “Gw akan gabung kalau loe sudah beli mobil dalam jangka 3 bulan.. gw beli 3 titik kalo perlu”.. gw jamin dah tuh orang skak mat, walau nantangin yakin bisa.. wallahu alam

    1. Iya begitulah Zwar, kalau mereka lagi prospek kita memang seolah nggak ada topik lain yang bisa dibicarakan selain MLM. Ini yang bikin kita gerah dan akhirnya memutuskan untuk lebih baik nggak ketemu lagi atau menghindari dia #miris

  16. Mungkin mas Iman bukanlah satu-satunya orang yang mengalami hal demikian. Saya juga turut prihatin dengan mereka yang kurang bijak menempatkan diri dalam urusan bisnis dan persahabatan. Sementara banyak orang yang berhasil dalam bisnisnya dan piawai dalam menjaga persahabatan dengan kawan lamanya.

    Namun menurut hemat saya, lebih bijak bila kita tidak meletakkan kebahagiaan dalam persahabatan kepada orang lain. Baik atau tidaknya seseorang menjaga silaturahimnya dengan orang lain adalah kemampuan personal orang tersebut. Dan alangkah lebih indah bila kita sebagai orang baik, berbaik sangka kepada teman kita yang sepertinya menghilang karna aktifitas bisnisnya. Mungkin saat ini dia begitu sibuk, namun bukan berarti dia tidak menganggap kita sebagai teman. Jadi jangan terlalu didramatisir dan menjadikan MLM sebagai kambing hitam, karna toh MLM hanya bisnis sebagaimana bisnis lain, dan pertemanan bukan komoditas bisnis, kekuatannya ada di produk. Dan seharusnya pelaku MLM hanya pantas menyebarluaskan asas manfaat dari produknya tsb, sementara impian dsb hanya sbg motivasi pribadi.

    Hehe..

    1. Saya nggak mungkin mengambil kesimpulan MLM sebagai penyebabnya jika saya hanya mengalami sekali atau dua kali bro. Saya bahkan mengalamanya berkali-kali. Semula saya juga nggak berpikir jelek kok tentang MLM tapi pengalaman ini yang saya alami. Dan dilihat dari beberapa komentar di sini juga terlihat banyak sekali yang mengamini karena mereka mengalami kejadian yang serupa dengan saya.

      Jika memang ada pengalaman yang baik terkait dengan MLM silakan disharing aja di sini mas (goodluck)

  17. Kalau saya sih tidak menganggap rendah mereka yang ikut MLM, buat saya itu bagian dari usaha mereka mencari nafkah.. Asaaaal… tahu sikon lah yah :). Kalau saya sendiri dari dulu ngga pernah tertarik ikutan MLM, ngga tau kenapa. Jadi kalau ada teman yang prospek, saya tantang dulu teman-teman saya. Kalau kamu bisa sukses dari MLM, kamu boleh datang lagi ke saya dan saya pasti gabung. Nyatanya ga ada yang pernah balik ke saya. hahahahaha

    1. Memandang rendah? Nggak kok. Semua pasti motivasinya sama, yaitu mencari nafkah, dan itu pekerjaan mulia, ya kan? Tapi memang masing-masing pribadi punya cara, kebanyakan cara itulah yang kurang elegan hingga bisa merusak persahabatan.

      Tips menolaknya boleh juga tuh hehehe (haha)

  18. Ada salah satu teman saya… dia selalu menawarkan untuk gabung MLM. pertama kali saya gabung tapi ya ngga jalan. WOng bukan hobi saya untuk memasarkan suatu produk. Kedua ia menawarkan MLM yang lainnya. Tapi sampai sekarang saya ngga terlalu menjanjikan untuk bergabung. Tapi yang penting tetap silaturahmi saja, kalau menurut saya. Lama-kelamaan dia bosen juga kok. Padahal telinga udah panas kalau udah mulai jelasin tentang produk dan bla…bla…bla….. tapi buat masuk kuping kanan keluar kuping kiri aja lah. Mungkin itu tips saya Mas… jangan sampai persahabatan yang udah dijalin putus begitu saja hanya karena dikalahkan oleh namanya MLM hahaha…

Leave a Reply to indobrad Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.