Hikmah

Bacalah dengan Nama Tuhanmu…

By on January 17, 2011

Belum lama ini saya pernah diajak oleh mantan manager sekaligus sahabat saya yaitu Pak Akhmad Tefur untuk mengikuti sebuah training SQ (spiritual quotient) bertemakan Sufi Metropolitan. Judulnya menggelitik dan memang bikin penasaran karenanya saya berminat sekali ingin ikut.

Acara yang digelar di sebuah perusahaan swasta di bagian barat Jakarta ini begitu menarik bagi saya, selain memang pembicaranya adalah sahabat saya sendiri, training ini juga dibawakan dengan media audio-visual yang sangat menunjang.

Begitu banyak hikmah yang saya terima dari acara ini, namun saya tertarik untuk sharing mengenai satu hal yang menjadikan kita bisa menjadi sufi-sufi di kota metropolitan ini, sederhana namun begitu mengena bagi saya, yaitu mengamalkan ayat pertama yang diturunkan dari Alquran yang berbunyi “Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang menciptakan” (Al Alaq : 1 )

Asmaul Husna

Seringkali orang memotong ayat pertama hanya pada Bacalah(iqro), padahal ini masih belum lengkap. Walaupun definisi membaca itu sendiri sangat luas. ALLAH sebenarnya tidak hanya menghendaki kita untuk membaca saja, Dia ternyata membimbing kita untuk memiliki pedoman dan kacamata khusus dalam membaca ini, yaitu “nama Tuhan”…

Nama Tuhan? Tentu saja kita (muslim) mengetahui begitu banyak nama-nama Tuhan yang menyiratkan sifat dan karakter-Nya, ini biasa kita kenal sebagai Asmaul Husna yang berjumlah 99. Silakan klik di sini untuk mengetahu apa saja Nama-Nama Tuhan yang berjumlah 99 tersebut.

Continue Reading

Sharing

Curhat nih, Nggak Bisa Baca…

By on October 19, 2010

Membaca, siapa yang akan menyangkal segudang manfaatnya bagi kita yang melakukannya. Apalagi buat yang suka menulis, aktifitas membaca selayaknya mengisi bensin sebagai sumber bahan bakar tulisan-tulisan yang akan dibuat (scenic) .

Buat seorang yang statusnya masih kuli (orang suruhan) seperti saya ini, biasanya waktu banyak terbuang selama di perjalanan, apalagi Jakarta yang menjadikan macet sebagai trademarknya. Untungnya jarak dari kantor ke rumah saya relatif dekat, jadi saya nggak terlalu banyak buang waktu di perjalanan yang biasa saya tempuh dengan bersepeda ini.

Lantas apa hubungannya antara membaca dan membuang waktu di perjalanan? (thinking)

Pasti teman-teman sudah dapat menduga kan? Pasti saya akan menulis dan mengupas betapa berharganya waktu selama dalam perjalanan. Dan alangkah baiknya jika waktu dalam perjalanan tersebut dimanfaatkan dengan aktifitas membaca, ya kan? Hmmm sebenarnya sih iya… tapi sayangnya bukan itu… (lonely)

Di sini justru saya mau curhat, bahwa betapa saya sangat iri kepada orang-orang yang dapat membaca selama dalam perjalanan mereka. Inilah yang sudah berulang kali saya coba namun sayangnya selalu gagal.

Continue Reading