Melalui tulisan ini saya sama sekali nggak bermaksud menjelekkan MLM mana pun. Saya cuma mencoba berbagi cerita bagaimana ternyata seseorang dapat berubah sedemikian drastis hanya karena motif ekonomi melalui MLM itu. Saya juga nggak menafikan bahwa ada orang-orang yang aktif di MLM namun mampu menempatkan diri mereka secara elegan dan proporsional, sebagai sahabat sekaligus sebagai mitra bisnis.
Masa-Masa Indah
Saya akrab dengan beberapa orang, Saat itu kami ada sekitar 5-7 orang. Hampir tiap hari kami berkumpul sepulang sekolah karena kesamaan ide kami. Kami memang punya kesamaan ide tentang kehidupan keagamaan di kalangan siswa. Idealisme masa muda (bingung cari pilihan kata lain hehehe) membuat kami nggak pernah letih untuk menggelar aneka kegiatan dan acara kerohanian.
Dari menggelar aneka perlombaan, seminar, peringatan puncak hari raya keagamaan, hingga belajar kelompok kami selenggarakan bareng. Masing-masing dari kami juga “lumayan” berprestasi di bidang akademik lho #pamer (tongue)
Kami biasa kumpul di aula sekolah. Namun nggak jarang kami juga menjadikan rumah kami masing-masing sebagai markas berkumpul dan berbagi ide. Saking kompaknya kami saat itu, kami selalu mengenakan celana panjang sepulang sekolah (saat itu SMP masih memakai celana mini), kami kompak dan kami berbeda #hihihi. Saat itu kami udah mengerti aurat laki2 itu kan sampai lutut hehehe (goodluck)
Pihak sekolah dan OSIS saat itu yang semula memandang sebelah mata bahkan beberapa kali menentang ke kami, berkat kegigihan dan semangat kami yang tahan banting, bahkan akhirnya malah menjadi pendukung-pendukung kami. Luar biasa jika mengenang saat itu #senyum2sendiri