“Ini adalah bisnis yang bagus tapi tidak baik,carilah bisnis yang bagus sekaligus juga baik” (Kang Bahar)
t
Sinetron Preman Pensiun yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi ini sempat menjadi primadona di masyarakat. Daya pikat utama sinetron ini adalah pada kedekatan antara kisah yang ditayangkan di layar televisi pada realita keseharian di masyarakat. Masyarakat merasa terwakili dengan adegan demi adegan yang ditayangkan. Bahasa dan karakternya pun terasa membumi dan sangat hidup. Apalagi sinetron Preman Pensiun ini bergenre komedi yang tentu saja sangat menghibur bagi penonton. Terasa sekali keampuhan tangan dingin almarhum Didi Petet untuk membuat sinetron ini menjadi memiliki kelas tersendiri, tidak terjebak dalam arus deras sinetron yang menjual kemewahan dan gaya hidup yang sangat jauh dari realitas di masyarakat.
MNC Movie tidak ingin menyiakan kesuksesan sinetron ini untuk dibuat dalam versi layar lebar. Film ini juga ditujukan sebagai penghormatan kepada almarhum Didi Petet sebagai penggagasnya. Bagaimana Preman Pensiun dalam bentuk film ini? Apakah terjebak hanya mengejar sisi komersial karena potensi pasar yang besar atau mampu mempertahankan nyawa dan orisinalitas cerita versi sinetronnya?