Sharing

School From Home Ala Sekolah Alam Indonesia

By on January 30, 2021

Pagi itu, seperti biasa Kakak Syifana sedang duduk manis di depan laptop untuk segera memulai kelas hari itu. Masih dengan kondisi “muka bantal” dia menyeruput segelas air putih yang disediakan Bunda di samping laptop sambil mengunyah roti isi keju kesukaannya.

Kelas pun terdengar dimulai. Ibu Fasil (fasilitator, sebutan untuk para guru di Sekolah Alam Indonesia) terdengar membuka kelas dan kemudian beliau langsung melanjutkan dengan membaca almatsurat bersama.

Selesai membaca almatsurat Bu Fasil menyapa satu persatu anak-anak yang hadir di kelas daring pagi itu. Ada yang ditanya apakah sudah mandi? Apakah tadi Shalat Subuh? Subuhnya jam berapa? Sarapan apa dan pertanyaan lainnya.

Tiba giliran Kakak Syifana yang disapa oleh Bu Fasil.

“Kalau Syifana tadi Shalat Subuh jam berapa nak?”

Deg! saya mendadak merasa dagdigdug. Apa ya kira-kira jawaban Kakak Syifana mengingat huru-hara yang terjadi pagi ini.

Continue Reading

Sharing

Mengejar Sekolah Alam Indonesia Cipedak

By on April 2, 2019

Bermula pada Februari 2017 lalu, ketika Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cipedak menggelar acara open house. Saat itu kami, saya dan istri, sedang galau-galaunya mencari sekolah untuk anak kami yang pertama, Syifana, yang telah menginjak usia 4 tahun. SAI Cipedak ini menjadi salah satu sekolah yang kami lirik. Kebetulan acara ini digelar weekend, saya pun berencana untuk datang ke sana.

Di Hari-H kami pun langsung menuju ke TKP.

Kami yang bertempat tinggal di Kalibata berjarak sekitar 13-15 km ke SAI membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk menuju ke SAI Cipedak. Dengan bantuan Google Maps alhamdulillah kami dengan mudah menemukan lokasinya.

Dari jalan utama, Jalan Kahfi 1, ternyata kami harus masuk ke jalan yang lebih kecil, yakni Jalan Pembangunan. Sudah banyak mobil terparkir di sisi-sisi jalan ini. Petugas parkir tampak sibuk mengatur mobil yang satu-persatu terus berdatangan untuk mendapatkan area parkir masing-masing. Akhirnya kami pun berhasil mendapat tempat parkir kendati di luar lokasi sekolah. Kami masih harus berjalan kaki sekitar 200 meter untuk masuk ke area sekolah.

Cuaca pagi itu cerah. Berjalan kaki ke area sekolah cukup kami nikmati. Kami sempat melewati pintu gerbang hutan kota, hutan yang dilindungi milik Pemprov DKI. Wow ternyata SAI Cipedak ini bertetangga dengan hutan kota. Jaminan bagi penghuni sekolah untuk dapat menghirup udara yang bersih dan segar.

Kakak Syifana dan dedek Falisha nampak sangat menikmati acara jalan kaki bersama ini, demikian juga dengan bundanya. Semakin dekat dengan gerbang sekolah, namun masih belum nampak gedung sekolah yang berdiri megah. Seperti apakah sekolah alam itu? Rasa penasaran pun makin menjadi.

Continue Reading