Kenapa hal ini dipertanyakan sih?
Memangnya tidak bisa kita memperoleh kedua-duanya sekaligus?
Apa shalat khusyuk itu hanya bisa jika kita shalat sendiri?
Apa shalat berjamaah itu tidak bisa khusyuk?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan di atas yang bersliweran di kepala kita membaca judul postingan ini. Hmmm ini bagi saya cukup menarik untuk kita perbincangkan. Terus terang pertanyaan ini masih menjadi pertanyaan laten bagi umumnya ummat Islam. Mudah-mudahan tulisan kecil ini memberi setitik guna bagi kehidupan kita, amien 🙂
Shalat khusyuk sangat dianjurkan Allah sebagaimana Firman-Nya
“Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu’ dalam sholatnya.” (Qur’an Surat Al Mukminun 1-2)
Saat ini banyak yang memahami khusyuk dengan pengertian sebagai :
– shalat yang dilakukan dalam waktu yang lama
– di tempat yang sunyi dan sepi jauh dari keramaian
– sambil bersimbah air mata
– berdoa dan seolah tengah berbicara dengan Allah
Ummat banyak yang berlomba2 membangun mushalla kecil di dalam rumah masing-masing. Dengan tujuan agar lebih mudah mencapai khusyuk dengan shalat sendiri di rumah. Benarkah?
Nampaknya tidak semua pengertian di atas salah dan tidak pula semua benar. Khusyuk memang seolah kita tengah benar-benar berkomunikasi dengan Allah, dan dengan memahami apa yang kita baca kita bisa sangat terharu dan bahkan meneteskan air mata.
Tapi apakah benar khusyuk itu harus berarti menyepi dan membutuhkan waktu shalat yang amat sangat lama???
Coba kita lihat Firman Allah sbb :
“Sesungguhnya yang meramaikan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS At Taubah : 18)
Lebih detailnya kita pernah membahas betapa luar biasa pentingnya shalat berjamaah. Bahkan Rasulullah amat murka bagi ummatnya yang meninggalkan shalat berjamaah di masjid.
Rasulullah bersabda : “ Demi Dzat yang diriku ditangan-Nya, aku ingin menghimpun kayu bakar, lalu kusuruh seseorang mengumandangkan adzan shalat, dan kusuruh pula imam memimpin shalat berjamaah, dan kudatangi mereka yang tidak shalat berjamaah, kubakar mereka bersama rumah-rumahnya!” (HR Bukhari – Muslim)
Nah, jika dilihat dari dua hal di atas memiliki urgensi yang sama pentingnya, maka tidak ada alasan hanya untuk mencapai khusyuk maka kita meninggalkan shalat berjamaah di masjid.
Yuk kita tetap berjamaah di masjid dengan tetap menjaga kekhusyukan shalat, antara lain dengan :
– thuma’ninah
– memahami bacaan shalat
– menyadari diri tengah berdialog dengan Sang Maha Perkasa dan Pemberi Pertolongan
– senantiasa meluruskan niat dan membersihkan hati
Nah shalat khusyuk dengan eksplorasi maksimal bisa dilakukan di shalat-shalat sunnah, semisal shalat tahajud.
Wallahu’alam bish shawab,
Semoga bermanfaat …