Hikmah

Shalat Berjamaah atau Shalat Khusyuk?

By on January 6, 2009

Kenapa hal ini dipertanyakan sih?
Memangnya tidak bisa kita memperoleh kedua-duanya sekaligus?

Apa shalat khusyuk itu hanya bisa jika kita shalat sendiri?

Apa shalat berjamaah itu tidak bisa khusyuk?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan di atas yang bersliweran di kepala kita membaca judul postingan ini. Hmmm ini bagi saya cukup menarik untuk kita perbincangkan. Terus terang pertanyaan ini masih menjadi pertanyaan laten bagi umumnya ummat Islam. Mudah-mudahan tulisan kecil ini memberi setitik guna bagi kehidupan kita, amien 🙂


Shalat khusyuk sangat dianjurkan Allah sebagaimana Firman-Nya

“Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu’ dalam sholatnya.” (Qur’an Surat Al Mukminun 1-2)
Saat ini banyak yang memahami khusyuk dengan pengertian sebagai :
– shalat yang dilakukan dalam waktu yang lama
– di tempat yang sunyi dan sepi jauh dari keramaian
– sambil bersimbah air mata
– berdoa dan seolah tengah berbicara dengan Allah

Ummat banyak yang berlomba2 membangun mushalla kecil di dalam rumah masing-masing. Dengan tujuan agar lebih mudah mencapai khusyuk dengan shalat sendiri di rumah. Benarkah?

Nampaknya tidak semua pengertian di atas salah dan tidak pula semua benar. Khusyuk memang seolah kita tengah benar-benar berkomunikasi dengan Allah, dan dengan memahami apa yang kita baca kita bisa sangat terharu dan bahkan meneteskan air mata.

Tapi apakah benar khusyuk itu harus berarti menyepi dan membutuhkan waktu shalat yang amat sangat lama???

Coba kita lihat Firman Allah sbb :

“Sesungguhnya yang meramaikan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS At Taubah : 18)

Lebih detailnya kita pernah membahas betapa luar biasa pentingnya shalat berjamaah. Bahkan Rasulullah amat murka bagi ummatnya yang meninggalkan shalat berjamaah di masjid.

Rasulullah bersabda : “ Demi Dzat yang diriku ditangan-Nya, aku ingin menghimpun kayu bakar, lalu kusuruh seseorang mengumandangkan adzan shalat, dan kusuruh pula imam memimpin shalat berjamaah, dan kudatangi mereka yang tidak shalat berjamaah, kubakar mereka bersama rumah-rumahnya!” (HR Bukhari – Muslim)

Nah, jika dilihat dari dua hal di atas memiliki urgensi yang sama pentingnya, maka tidak ada alasan hanya untuk mencapai khusyuk maka kita meninggalkan shalat berjamaah di masjid.

Yuk kita tetap berjamaah di masjid dengan tetap menjaga kekhusyukan shalat, antara lain dengan :
– thuma’ninah
– memahami bacaan shalat
– menyadari diri tengah berdialog dengan Sang Maha Perkasa dan Pemberi Pertolongan
– senantiasa meluruskan niat dan membersihkan hati

Nah shalat khusyuk dengan eksplorasi maksimal bisa dilakukan di shalat-shalat sunnah, semisal shalat tahajud.

Wallahu’alam bish shawab,
Semoga bermanfaat …

Continue Reading

Hikmah

Mana lebih Penting : Bacaan atau Gerakan Shalat???

By on

Shalat? Ibadah yang satu ini nggak akan habis2 untuk dibahas. Walaupun sehari minimal lima kali kita lakukan tetap saja kita tetap harus belajar tentang bagaimana sih sebenarnya shalat yang benar itu, seperti yang dicontohkan Rasulullah tentunya 🙂

Masih ingat ketika kecil, yang pertama kali diajarkan kepada kita adalah bacaan shalat, ya kan? Kita harus menghapal niat shalat, doa iftitah, alfatihah, bacaan rukuk, sujud dan seterusnya. So, memang sejak dini umumnya telah ditanamkan yang paling utama itu adalah bacaan shalat yang benar.

Jika Bacaan Shalat dibandingkan dengan Gerakan Shalat, bila kita harus memilih, yang mana ya yang sebaiknya lebih kita utamakan?

Upppsss jangan marah dulu. Semua memang penting dan nggak bisa dipisahkan. Tapi kalau disuruh pilih sebaiknya yang mana? Yuk kita bahas 🙂

Yuk kita simak perkataan Rasulullah dlm salah satu hadits …

“Shalatlah engkau sebagaimana engkau MELIHAT AKU SHALAT
(HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Hmmm sepertinya clue dari hadits di atas sudah cukup jelas. dari 2 pilihan di atas, mana ya kira2 yang bisa DILIHAT?

Yup, tentu saja yang bisa dilihat secara kasat mata adalah Gerakan Shalat

Hadist di atas seolah Rasulullah menegaskan, contohlah setiap gerakanku dalam shalat. Ini artinya kurang lebih sbb :
Di mana Rasulullah shalat
rumah atau masjid ya kira2?

– Di mana posisi berdiri Rasulullah ketika shalat
shaft depan atau shaft belakang ya?

– Bagaimana posisi tubuh ketika shalat?
posisi tangan, kaki, arah pandangan mata, dll

– Bagaimana Rasulullah melakukan gerakan shalat?
gerakan takbiratul ihram, gerakan ruku’, gerakan sujud, gerakan duduk antara
dua sujud, gerakan tahiyat akhir, duduk istirahat, dll.

– Bagaimana sebagai imam? sebagai makmum? posisi antar makmum dll.

Semua ini bisa dipelajari dan banyak buku yang membahasnya. Sayang sekali untuk gerakan shalat ini masih banyak sekali yang belum seperti dicontohkan Rasulullah ya. Manfaat gerakan shalat yang benar ini juga banyak lho bagi kesehatan.

Wah pasti ada yang protes deh ….

Masa sih bacaan shalat nggak penting? ”
masa shalat hanya gerakan saja?

Tenang saudara2ku, bacaan shalat tentu saja juga sangat penting dalam shalat. Salah satu Rukun Shalat antara lain :
– membaca alfatihah
– membaca tasyahud akhir
Jadi tanpa 2 bacaan di atas tentu saja shalat menjadi tidak syah.

Jadi maksud gerakan shalat itu lebih diutamakan begini, ada contoh kasus :

Kita bermakmum dengan seorang imam yang gerakan shalatnya relatif cepat. Seringkali kita memaksakan menyelesaikan bacaan di setiap gerakan shalat. Walhasil kita hanya fokus pada bacaan shalat kita dan kurang benar dalam gerakan shalat.

Nah dalam kasus seperti ini, lebih baik kita :
– tetap melakukan gerakan shalat dengan benar dan thuma’ninah
tidak memaksakan menyelesaikan bacaan shalat dengan membacanya secara tergesa-gesa.
tetap membaca dengan tenang dan benar
hentikan bacaan ketika imam telah melakukan gerakan selanjutnya dan kita pun segera mengikuti gerakan imam tersebut.

Jadi tidak usah memaksakan mengulang bacaan ruku misalnya hingga 3x, jika imam telah ke gerakan selanjutnya tapi kita baru 1x membaca bacaan rukuk maka cukup 1x tidak mengapa, kita terus ikuti imam.

Nah mengenai bacaan shalat itu sendiri idealnya kita membaca secara tartil dan tenang serta memahami (minimal mengetahui artinya) setiap apa yang kita baca.

Wallahu’alam bish shawab.
Semoga bermanfaat …

Continue Reading

Hikmah

Berjamaah??? Tunggu Pak kiai dulu ….

By on November 17, 2008
Bingung ya baca judulnya? memang ini cerita aneh tapi nyata, oleh-oleh saya pulang kampung di Tasikmalaya.

Cerita ini sederhana sekali, tapi benar-benar mendalam buat saya pribadi. Inilah mungkin posting terpendek yang pernah saya buat 🙂

Dzuhur di Darma Caang Ciamis, wilayah pegunungan yang dingin. Setelah bersusah payah mencari tempat wudhu (turun ke balong2 air dengan penuh perjuangan pp 30 menit hehehe) akhirnya saya dan paman hendak berjamaah di mushalla dekat situ.

Mushalla ini aneh, pertama : kok ya nggak ada tempat wudhu nya. Kedua … nah ini yang mau saya ceritakan.

Ada seorang anak berpakaian seragam pramuka, setau saya dia yang tadi adzan, usia kira2 SMP.

“Jang, hayu atuh berjamaah. Ujang udah shalat?” Sok akrab saya menyapa dia.

“Nunggu pak kiai dulu kang” jawabnya

“Lho, memang pak kiai datangnya masih lama?” sambil saya menoleh jam tangan saya menunjukkan pukul 12.20. pastinya dzuhur udah telat kan.

“Pak kiai nanti jam setengah dua biasanya datang” jawabnya polos

Agak shock juga dengarnya. Walhasil walaupun diingatkan bahwa rasul senantiasa shalat tepat waktu, dan kita hendaknya lebih meneladani rasul ketimbang siapa pun, si Ujang tetap keukeuh nunggu pak kiai.

Hmmm … mungkin yang begini nggak cuma di sana. Mungkin masih banyak pak kiai pak kiai lain yang bertabiat seperti ini… Kita yang (sebenarnya) memberi pencerahan kepada mereka … wallahu’alam bish shawab.


Continue Reading