Bertepatan dengan hari ibu kemarin, alhamdulillah saya mendapat undangan langsung dari Mas Aditya Gumay untuk menghadiri Gala Premier Film Ummi Aminah di PPHUI (Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail) Rasuna Said. Undangan yang beliau kirim via sms ini juga meminta saya untuk mengajak teman-teman dari MataSinema dan juga deBlogger.
Blogger? wah ini menarik buat saya karena ternyata Mas Aditya Gumay mulai memperhatikan peran dan keberadaan blogger. Mungkin setidaknya ini sebagai salah satu tanda blogger kini juga dilirik oleh kalangan perfilman kita, selain tentu saja dunia usaha dan banyak instansi pemerintah yang kian memperhitungkan eksistensi blogger. Ah cukup ya bersenang hati tentang ini.
Yuk kita kembali membahas Film Ummi Aminah ini. Nama Aditya Gumay sebagai sutradara sekaligus penulis skenario di film ini setidaknya sudah merupakan jaminan atas kualitasnya. Bila kita tengok film-film Aditya Gumay yang lain seperti Emak Ingin Naik Haji dan Rumah Tanpa Jendela (RTJ) sepertinya beliau masih terbilang sangat idealis sebagai insan film. Benar-benar touching. Oh ya peran beliau di film ini nggak hanya sebagai sutradara dan penulis skenario, melainkan juga menuliskan beberapa lagu sebagai soundtrack film ini.
Dengan keyakinan akan mutu film ini saya pun menyiapkan konsentrasi penuh untuk menyaksikannya. Sebagaimana film RTJ, saya sempat pesimis dengan kehadiran Yuni Shara dan Rafie Ahmad, di Ummi Aminah ini pun saya agak terganggu dengan nama-nama pemain semisal Aa Gatot Brajamusti dan Ruben Onsu yang belum pernah terbukti kemampuan aktingnya di film lain. Ah semoga saya salah ya. Memang di RTJ akhirnya terbukti bahwa Yuni dan Rafie bermain ciamik dan tidak mengecewakan.
CERITA
Dan Ummi Aminah adalah seorang ustadzah kondang, mungkin saat ini sekaliber Mamah Dedeh ya. Istimewanya adalah beliau adalah seorang ustadzah yang rendah hati dan murni dalam niatnya untuk berdakwah, terbukti walaupun beliau telah sedemikian terkenal tapi beliau tidak pernah mematok tarif dalam tiap kali ceramahnya, bahkan digambarkan beliau pernah dibayar hanya dengan hasil kebun. Luar biasa yaΒ (worship)
Sosok sempurna Sang Penceramah Kondang ini ternyata tidaklah sedemikian sempurna. Dengan 7 orang anaknya yang memiliki karakter berbeda-beda serta masing-masing dengan masalahnya yang pelik ditambah pula sang suami yang terlalu lugu dan naif menjadikan persoalan rumah tangga menjadi ganjalan terbesar dalam kehidupan Ummi Aminah. Inilah yang diolah oleh Aditya Gumay dan Adenin Adlan dalam sebuah skenario yang dapat tampil meluncur mulus dalam film ini, sehingga aneka bumbu sedih dan jenaka tampil mengalir dan mampu diterima oleh penonton awam sekali pun seperti saya melalui diaolg yang sangat keseharian. Dua jempol untuk duet penulis skenario ini.
Bagaimana seorang Ummi Aminah, sang penceramah kondang ini, menampilkan sosok kemanusiaannya karena didera bertubi masalah ini lah yang menjadikan film ini menjadi begitu menarik. Ternyata seorang ustadzah juga adalah manusia biasa yang tak luput dari kelemahan seorang manusia. Manis sekali ini digambarkan di sini.
KARAKTER
Nggak disangka sama sekali semua pemain ternyata begitu menyatu dengan masing-masing karakter. Nama-nama seperti Atiek Kanser, Nani Widjaya, Rasyid Karim, Paramitha Rusadi, dan Revalina S Temat adalah mungkin sederetan nama yang tidak kita sangsikan lagi dalam berakting. Namun ternyata sosok Aa Gatot Brajamusti dan Ruben Onsu yang semula sempat saya sangsikan pun membuktikan bisa memerankan tokoh-tokoh ini dengan baik dan natural, sama sekali tidak mengganggu keutuhan cerita. Malah saya agak menyayangkan peran Yessy Gusman yang nampak benar-benar nggak pas. Sepertinya kesan “judes dan galaknya” agak dipaksakan.
Dua karakter yang benar-benar menggigit dan menghidupkan cerita menurut saya adalah Peran pembantu oleh Atiek Kanser dan sosok salah seorang anak Ummi Aminah yang bernama Zubaidah (Genta Windi). Keduanya benar-benar mampu mengocok perut dengan celetukan-celetukannya yang benar-benar natural dan menggelitik. Keren (rock)
ALUR DAN GAMBAR
Alur cerita mampuΒ mengalir dengan nyaman untuk dinikmati. Memang ada sedikit hentakan yang mengejutkan ketika dalam suatu adegan Ummi Aminah langsung emosional terhadap salah seorang anaknya yang dikabarkan berhubungan dengan suami orang lain. Agak lebih manis jika adegan ini diawali oleh sedikit tanya jawab sang Ummi terhadap anaknya untuk mengkonfirmasi tentang kebenaran berita atau gossip yang telah menyebar. Namun sekali lagi mungkin film ini justru sekali lagi ingin menegaskan bahwa Ummi Aminah, sang ustadzah besar ini juga cuma manusia biasa π
Tidak ada yang istimewa dengan kualitas gambar dalam film ini, malah cenderung terkesan sangat biasa di mata saya yang awam sinematografi. Kualitas gambar di sini malah sama saja dengan sinetron-sinetron di televisi.
SOUNDTRACK
Film diawali dengan sebuah soundtrack beraliran pop ringan karya Aditya yang membawa suasana santai dan ceria. Memang agak kurang pas dengan gambar yang ditampilkan mengenai aktifitas Ummi Aminah yang berceramah di banyak tempat. Mungkin agak lebih pas jika musik pengiringnya ada nuansa bunyi-bunyian alat musik islami.
Selebihnya soundtrack film ini sangat pas dan mengena di setiap adegan. Vokal Paramitha Rusady nampak pas untuk suasana sendu yang ingin dihadirkan dalam beberapa adegan. Demikian juga dengan vokal Aa Gatot Brajamusti, walau mungkin lebih baik jika dinyanyikan oleh penyanyi lain, namun lagu buah karya Opick mampu dinyanyikan dengan tanpa mengurangi keindahan lagu ini.
SURPRISE ENDING
Nah ini nih salah satu yang keren dari film ini, yaitu ending yang sempat bikin shock. Ini jarang ditemui di film Indonesia yang lain. Sama sekali nggak disangka deh. Mau tau? Makanya nonton ya #hehehe (goodluck)
HIKMAH
Apa pun karya seni yang ingin dihadirkan akan memiliki nilai plus jika memiliki pesan atau hikmah untuk disampaikan kepada penikmatnya, tidak terkecuali seni film. Lagi-lagi Aditya Gumay menyajikan film yang sarat akan hikmah. Kali ini melalui Ummi Aminah banyak hal yang menjadi hikmah bagi para penontonnya, antara lain bahwa tiap anak memiliki rejeki masing-masing, ridha seorang ibu adalah cerminan ridha dari Ilahi, dan yang terpenting adalah bahwa seorang ustadzah atau ustadz adalah juga seorang manusia biasa yang memiliki emosi, kelemahan, serta persoalannya sendiri, ustadzah juga ternyata membutuhkan juga nasihat dari orang lain, tak terkecuali dari lisan seorang pembantu rumah tangga.
Ummi Aminah, sebuah film Indonesia yang terbit perdana di tahun 2012, tepatnya tanggal 5 Januari 2012 mendatang, semoga bisa mengawali bangkitnya kembali film-film bermutu di tanah air, tidak hanya bermutu dari segi teknis dan cerita, tapi juga bermutu karena memberikan banyak hikmah kebaikan bagi yang menontonnya.
Ummi Aminah, sangat layak untuk menjadi tontonan keluarga. Yuk nonton (yahoo)
Pengen juga nonton nih. Jadi tahun 2012 udah dirilis ya om…
Ya bener bro, tepatnya tanggal 5 Januari. Oh ya Insya Allah ane ada nobar film ini nih tanggal 7 dan bisa ketemu sama pemainnya. Jangan lupa ikutan ya (goodluck)
Bisa di japri ke saya buat tanggal 7 itu bro?
Panitia masih belum konfirmasi ulang nih mas. Nanti pasti dikabari segera jika positif akan diadakan π
saya belum nonton filmnya sob. sepertinya menginspirasi sekali.
makasih sudah berbagi..
salam π
Iya bro, memang baru akan tayang tanggal 5 Januari yang akan datang kok. Jangan lupa nonton ya (rock)
“Demikian juga dengan vokal Aa Gatot Brajamusti, walau mungkin lebih baik jika dinyanyikan oleh penyanyi lain” <– saya nyengir baca ini π
Hehehe blogger kan harus jujur Zico #upps #ngumpet (ninja)
Mantap, film bagus nih.. π
Makanya bro, jangan lupa nonton ya tgl 5 Januari nanti (goodluck)
say menunggu tayang di tv aja π
di Lombok ga ada cinema π
Di Lombok belum ada bioskop ya? Wah sayang ya, padahal akhir tahun begini filmnya bagus-bagus lho. Nggak coba cari DVD bajakan aja nih? #eh hehehe (haha)
Film yang bagus dan terlihat jelas kualitasnya, didukung pemain yang sudah punya nama π
Mas Iman kalau ada nonton bareng gini ajak2 dong hehe
Wah Anny suka nonton juga ya? Ok deh lain kali kalau ada undangan GP lagi Insya Allah Anny akan diajak. Tapi jangan lupa setelah nonton bikin reviewnya ya hehehe (goodluck)
pengen nonton tapiiiii.. kasian dinda ditinggal2 terus hehehe.. nunggu dvd nya aja ah.. (ada yg asli kan?) π
Wah siapa tau dedek nya suka nonton juga hihihihi
Iya mim, tunggu DVD originalnya aja nanti. Tapi masih lama kayaknya, ini aja belum tayang lho di bioskop. Baru nanti tanggal 5 januari tayang.
mampir ke sini…salam kenal dulu ya:)
Makasih bro udah mampir. Salam kenal juga π
Halo mas iman, masih inget kan ma saya, temennya Tamrin dari Bandung π
Wah kayaknya bakal nonton nih film, tunggu tayan 5 Januari ah π
Wah iya nih Cucu apa kabar? masih kost bareng Thamrin ya? Film yang layak ditonton nih bro. Jangan lupa tanggal 5 Januari ya (goodluck)
Salam Mas Iman. Thx atas reviewnya ya.
Ahlan wa sahlan ya Mas Adnin. Makasih ya sudah sudi untuk mampir di sini (worship)
Alhamdulillah saya juga sudah nonton premierenya tanggal 22 Desember yang lalu dan Insyaallah akan datang lagi di premiere yang ke 2. Terima kasih buat mas Aditya gumay yang sudah mengundang kami (pemain drama musikal BSM). Film yang sangat layak untuk di tonton, Alhamdulillah satu lagi karya anak bangsa yang bermutu, semoga dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk keluarga Indonesia baik dari segi moral maupun spiritual Aamiin….
Wah Yuli artinya kita sama2 nonton dong ya kemarin. Sayang belum sempat bertemu (goodluck)
Iya kita patut mendukung film-film yang membawa pesan moral positif bagi masyarakat kita. Makasih sudah mampir di sini Yuli π
Seneng juga denger blogger diundang di premier film kayak gini.
Good job. π
Iya benar bro, Mas Aditya Gumay terlihat antusias ketika mengundang blogger. Pastinya blogger bisa menulis lebih obyektif dan apa adanya tanpa ada kepentingan tertentu, ya kan? hehehe (goodluck)
Wah, keren reviewnya.
Jadi nambahin penasaran saya. π
Film ini juga bakal di puter di hongkong awal maret 2012.
salam kenal dari negeri beton
Salam kenal Dhieny, wah ada road show ke Hong Kong juga ya, muantaff deh (rock)
Beneran pengen nonton ini film. Beberapa hari yang lalu pernah di wawancarai di TV One. Dan melihat sekilas, ini film layak untuk di tonton.
Iya Adit, ini film yang layak untuk ditonton. Salam kenal ya π
hhm….
kok aku gak minat yaa…
apalagi dibilang kualitas gambar persis sinetron.
Kita kan nggak nonton film hanya karena kualitas gambarnya aja kan Sa? Untuk jalan cerita, kekuatan karakter, serta pesan2 positif, film ini dapet banget lho. Ayo deh tonton π
Ane juga dah nonton pelemnya. Memang beda bahkan menurut ane, jauh lebih bagus dari emak ingin naik haji. Emosi yang digambarkan di pelem ini pas banget gan. Gak lebih gak kurang. Ane cuma agak terganggu dengan sountrack yg dibawakan ama paramitha, (terus terang, ane lebih suka kalo lagunya diisi ama suaranya opick feat melly). Ane juga tidak meragukan lagi ektingnya teteh reva, sangat mendalam. Aa gatot n ruben ektingnya lumayan bagus. Endingnya memang di luar dugaan gan. Sangat cerdas!! Ini merupakan salah satu film religi terbaik selaian ayat2 cinta n perempuan berkalung sorban.
Kesimpulan ane, pelem ini cerdas!!
Oh iya, satu lagi. Ane sempat ketawa pas denger dialog (kurang lebih seperti) ini “kalo orang tua nyang panggil lantas gak dateng, bisa brabe. Apalagi kalo Allah yang panggil lantas gak dateng, bisa lebih brabe lagi.” Hahahahahaha…
Wah bener kan? memang bagus film ini. Kalau ane masih terngiang kata-kata gaul dari Zubaidah… “mulutnyaaaaa!!!” Selalutergelitik kalau ingat ini (haha)